JAKARTA, DISWAY.ID-- Israel sempat mengelak bahwa pihaknya bukan yang melakukan pengeboman terhadap rumah sakit Al Ahli Baptist Gaza pada Rabu 18 Oktober dini hari waktu setempat.
Bahkan dalam sebuah video pernyataan Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari menyatakan bahwa serangan tersebut karena terindikasi roket dari pasukan Jihad Islam atau Hamas yang salah sasaran hingga mengenai rumah sakit.
BACA JUGA:Israel Tidak Mengaku! Malah Fitnah Roket Hamas yang Bom Rumah Sakit Al Ahli Baptist Gaza
Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour menegaskan bahwa pernyataan Israel itu adalah sebuah kebohongan.
“Dia pembohong, juru bicaranya dan juru bicara digitalnya, men-tweet bahwa Israel yang melakukan serangan itu, berpikir bahwa di sekitar rumah sakit ini terdapat markas Hamas,” ujar Riyad dalam sebuah konfresi pers, Rabu 18 Oktober 2023.
BACA JUGA:Joe Biden Batal ke Yordania usai Rumah Sakit Gaza Dibom, Israel Tetap Lakukan Invansi Darat
“Dan kemudian dia menghapus tweet itu. kami memiliki salinan tweet itu dan Talal (stafnya) dapat membagikan tweet itu kepada Anda,” tambahnya saat menjawab pertanyaan wartawan.
Riyad pun mengatakan kebohongan Israel yang mengarang cerita bahwa sempat mengevakuasi rumah sakit.
Sebanyak 500 orang tewas seketika di Rumah Sakit Gaza akibat serangan udara Israel tersebut.-tangkakpan layar X2TRT-
“Kini mereka mengubah cerita dengan mencoba menyalahkan pihak Palestina. Itu bohong, dan mereka adalah juru bicara tentara Israel tentang pernyataan yang katanya mengevakuasi rumah sakit,” tegasnya.
“Rumah Sakit menjadi target, dan faktanya, menyerang satu rumah sakit pada minggu yang lalu,” tambahnya.
“Jadi niat mereka adalah mengungsi atau rumah sakit akan diserang dan mereka bertanggung jawab atas kejahatan itu, dan mereka tidak bisa mengarang cerita untuk menghadapinya,” tukasnya.
Israel Serang Rumah Sakit Al Ahli Baptist Gaza, 500 Orang Tewas
Sebelumnya diberitakan, dilaporkan sebanyak 500 orang tewas seketika di Rumah Sakit Gaza akibat serangan udara Israel tersebut.