Amerika Khawatir Tiongkok Punya 500 Hulu Ledak Nuklir, Tahun 2030 Tambah Lagi Jadi 1.000 Hulu Ledak

Jumat 20-10-2023,19:54 WIB
Reporter : Subroto Dwi Nugroho
Editor : M. Ichsan

Laporan Pentagon hari Kamis mengatakan bahwa upaya Tiongkok untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya mengerdilkan upaya-upaya sebelumnya baik dalam skala maupun kompleksitasnya.

Para pejabat AS mengatakan Beijing mungkin telah menyelesaikan pembangunan tiga kelompok lokasi rudal baru pada tahun 2022. 

Bidang-bidang ini mencakup setidaknya 300 silo Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) baru, kata laporan tersebut.

ICBM adalah rudal balistik dengan jangkauan lebih dari 5.500 km (3.400 mil).

Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok juga berupaya mengembangkan ICBM yang memungkinkan mereka mengancam serangan konvensional terhadap benua AS, Hawaii, dan Alaska”, demikian temuan laporan Amerika Serikat.

BACA JUGA:Menteri Luar Negeri China Qin Gang Sebulan Menghilang, Pengamat: Hal yang Memalukan Bagi China

BACA JUGA:Sosok Wang Yi Pengganti Menteri Luar Negeri China Qin Gang yang Sebulan Menghilang

Analisis tersebut mengatakan bahwa meskipun persediaan nuklirnya meningkat, Tiongkok tetap berkomitmen pada kebijakan pencegahan terhadap serangan pertama musuh dan serangan balik ketika pencegahan gagal.

Dalam jumpa pers pada hari Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan laporan AS penuh prasangka dan menyebarkan teori ancaman yang ditimbulkan oleh Tiongkok.

Mao menambahkan bahwa Tiongkok selalu mempertahankan kekuatan nuklirnya pada tingkat terendah yang diperlukan untuk keamanan nasional, dan kami tidak berniat terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan negara mana pun".

Henry Boyd dari Henry Boyd International Institute for Strategic Studies mengatakan kepada BBC bahwa tingkat kenaikan yang dilaporkan tidak tampak sangat luar biasa.

Dia juga mengakui bahwa Tiongkok bergerak sedikit lebih cepat dari perkiraan menuju target 1.000 hulu ledak.

BACA JUGA:Ngeri! China Cetak Rekor Suhu Terpanas, Tembus 52,2 Derajat Celcius

BACA JUGA:Amerika Jual Peralatan Militer ke Taiwan Untuk Melawan China

Lyle Morris, peneliti senior di Asia Society Policy Institute, mengatakan kepada BBC bahwa perkembangan seperti rudal hipersonik membuat Tiongkok mempertimbangkan kembali kebijakan serangan kedua, sehingga memaksa perluasan persediaannya.

Laporan Pentagon hari Kamis juga mencatat bahwa Beijing telah “meningkatkan tekanan diplomatik, politik, dan militer” terhadap Taiwan selama beberapa bulan terakhir.

Kategori :