Filosofi Kue Dongkal Menurut Masyarakat Sunda: Antara 'Yoni' dan 'Dewi Padi', Apa Itu?

Rabu 25-10-2023,18:49 WIB
Reporter : Reza Pahlevi
Editor : Dimas

Ringkasnya, kue dongkal diartikan untuk memuliakan gunung sebagai tempat bersemayamnya para arwah nenek moyang.

Zaman baheula (dahulu, red) masyarakat Sunda meyakini para arwah nenek moyang sebagai leluhurnya.

Bentuknya yang mengerucut seperti gunung, erat kaitannya dengan keadaan alam di Indonesia, yaitu banyak gunung dan perbukitan.

BACA JUGA:Cara Membuat Kue Pancong Lumer Kekinian, Jajanan Favorit Semua Kalangan yang Rasanya Super Endul

Filosofi tersebut juga digunakan oleh masyarakat tanah Priangan atau Jawa Barat.

Makna dari Bahan-bahan Kue Dongkal

Dalam kosmologi Sunda, terdapat Pohaci Sanghyang Asri yang digambarkan sebagai sosok dewi padi.

Hal ini mengacu pada bahan baku pembuatan dongkal, di mana salah satunya menggunakan tepung beras.

Masyarakat Sunda sangat menghormati dan memuliakan Pohaci Sanghyang Asri. 

Lalu ada penggunaan gula merah di dalam kue dongkal.

BACA JUGA:Resep Akar Kelapa, Kue Khas Betawi yang Wajib Ada Saat Lebaran, Cara Buatnya Mudah Banget!

Tak hanya tepung beras, gula merah pun erat kaitannya dengan kehidupan.

Gula merah melambangkan seseorang yang telah menemukan gula hitam atau manisnya madu kehidupan.

Dalam tahap-tahap pembuatannya, gula merah juga mempunyai makna mengenai proses kelahiran atau reproduksi manusia.

Pengertian dari Simbolik Kue Dongkal


Kue dongkal terdapat berbagai macam bentuk dan ukuran kecil, sedang hingga besar-Foto/Dok/Reza-

Kategori :