Dalam sebuah artikel di surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, Barak menyebutkan bahwa sepanjang sejarah, orang Yahudi hanya memiliki negara pada dua periode saja, yaitu pada masa Raja Daud dan pada masa Hasmonem.
Akan tetapi pada kedua periode tersebut, disintegrasi dimulai pada dekade kedelapan.
Saat ini, pengalaman Negara Zionis Yahudi sedang memasuki dekade kedelapannya, sehingga Barak cemas bahwa kutukan dekade kedelapan akan menimpa Israel seperti yang terjadi pada dekade-dekade sebelumnya.
Barak juga menyebutkan bahwa Israel bukanlah satu-satunya yang terkena "kutukan dekade kedelapan".
BACA JUGA:Setuju Gencatan Senjata 4 Hari, Hamas Ungkap Isi Perjanjian dengan Israel
Pada dekade kedelapan, Amerika mengalami perang saudara, Italia menjadi negara fasis, Jerman berubah menjadi negara Nazi yang menyebabkan kekalahan dan perpecahan, serta di Uni Soviet, revolusi komunis runtuh.
Barak mengingatkan bahwa Israel hidup dalam lingkungan sulit di mana kelemahan tidak diindahkan.
Ia juga memperingatkan akan konsekuensi yang mengerikan jika ancaman diabaikan. Menurutnya, ini adalah suatu keharusan untuk melakukan perhitungan secara bijak.
Barak menjelaskan bahwa Israel telah menunjukkan ketidaksempurnaan dalam mendukung kedaulatan politik.
Sebagai mantan menteri pertahanan dan perdana menteri Israel, ia mengatakan bahwa pada dekade kedelapan keberadaannya, kerajaan dinasti Daud dan Sulaiman terbagi menjadi Yudea dan Israel.
BACA JUGA:Ustad Felix Siaw Puji Kekuatan Netizen Indonesia yang Serang Media Sosial Tentara Israel
Pada dekade kedelapan dari kerajaan Hasmonean, mulai muncul polarisasi internal dan sayap-sayap ekstrim melakukan perjalanan ke Suriah untuk meminta bantuan dari Romawi untuk menghancurkan kerajaan Hasmonean.
Selain itu juga untuk mengakui diri mereka sebagai bawahan Roma hingga tujuan tersebut tercapai dengan penghancuran Kuil Kedua.
Proyek Zionis adalah upaya ketiga dalam sejarah. Kini mereka telah memasuki dekade kedelapan dan terobsesi dengan mengabaikan peringatan Talmud, mempercepat kehancuran, dan terjerat dalam kebencian bebas.
Barak mengingatkan akan pentingnya mengambil pelajaran dari masa lalu untuk mencegah terulangnya kutukan dekade kedelapan yang menyebabkan disintegrasi dan keruntuhan kekuasaan.