Kemudian makna tersebut dia nisbatkan kepada kelompok Wahabi yang menurutnya kerap "menakut-nakuti".
"Menyenangkan itu NU, yang suka nakut-nakuti Wahabi," kata Gus Miftah dengan nada ceramah yang menggebu-gebu.
Gus Miftah pun melanjutkan dan menilai jika kelompok Wahabi di Indonesia sangat identik dengan partai PKS.
Menurutnya kelompok Wahabi kerap menakut-nakuti dalam ceramah.
"Wahabi itu di Indonesia identik dengan PKS," katanya. Lantas apakah benar tafsirnya demikian?
Menurut Tafsir Tahlili
Melansir laman NU Online mengenai ayat 48 di Al-Quran surah Al An'am dijelaskan dalam Tafsir Tahlili, dijelaskan sangat rinci.
Pada penggelan pertama ayat tersebut tafsir atau makna sesungguhnya dijelaskan adalah tujuan Allah SWT mengutus Rasul tak lain hanya menyampaika kabar atau berita gembira dan memberi peringatan.
Tidak disebutkan, bahkan dijelaskan makna memberi "peringatan" bahwa Rasul menakuti-nakuti umatnya.
BACA JUGA:Buktikan Khasiat Konsumsi Yogurt Campur Madu untuk Kulit Glowing
"Tujuan Allah mengutus para Rasul itu tidak lain hanyalah untuk menyampaikan berita gembira, memberi peringatan, menyampaikan ajaran-ajaran Allah yang akan menjadi pedoman hidup bagi manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta memperingatkan manusia agar jangan sekali-kali mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun dan jangan membuat kerusakan di muka bumi." demikian bunyi Tafsir Tahlili dalam ayat tersebut.
Lantas apakah benar Rasulullah tugasnya menakut-nakuti umatnya? Lalu apa pengertian dari kata "peringatan?"
Dalam Tafsir Tahlili disebutkan Rasulullah memberi "peringatan" atau "memperingatkan" manusia agar "jangan" mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun.
Selain itu Rasulullah juga memperingatkan umatnya agar jangan membuat kerusakan di muka bumi.
BACA JUGA:Kim Jong Un Ungkap Punya Musuh Nomor 1, Itu Bukan AS