BACA JUGA:Jadwal Indonesia Masters 2024, Nantikan Anthony Ginting dan Fajar/Rian di Perempat Final
Sedangkan para peserta aksi yang meneriakan slogan tersebut mengatakan jika penderitaan warga Palestina merupakan sebuah penindasan dari Israel dan harus diakhiri.
Slogan tersebut pada hakikatnya mengungkapkan keinginan agar negara Palestina bersatu yang terbentang dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania.
Sedangkan slogan ini tidak hanya muncul begitu saja, di mana telah tertanam dalam sejarah dan cerita rakyat Palestina serta lagu-lagu perjuangannya.
Para ahli mengatakan ungkapan tersebut memiliki makna budaya yang mendalam dan memainkan peran penting dalam membentuk identitas serta kebangsaan Palestina.
BACA JUGA:Momen Kamar Shin Tae-yong Diserbu Pemain Timnas Indonesia Usai Lolos 16 Besar Piala Asia 2023
Hal ini menggarisbawahi hubungan dengan tanah air, seruan untuk dekolonisasi, kebebasan, dan diakhirinya pendudukan Israel.
Akan tetapi kelompok pro-Israel sering melabeli kalimat tersebut sebagai slogan pro-Hamas dan menafsirkannya sebagai seruan untuk menghancurkan Israel.
Atas penafsiran tersebut, aksi dukungan terhadap Palestina dilarang untuk menyuarakan slogan From the river to the sea, baik di London hingga di Wina.
BACA JUGA:Bangganya Luhut Atas Nikel Ditampik Bosman: Kita Produsen Terbesar Tapi yang Nentuin Harga Tiongkok
BACA JUGA:Timnas AMIN Respon Kritikan Luhut ke Tom Lembong Soal LFP
Suella Braverman selaku Menteri Dalam Negeri Inggris memerintahkan kepada kepolisian agar melarang mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
Sedangkan kepolisian Wina mengeluarkan larangan protes pro-Palestina atas dasar penafsiran slogan yang dikatakan sebagai penghapusan Israel dari peta.
Gerhard Puerstl selaku kepala kepolisian Wina mengatakan jika slogan From the river to the sea merupakan slogan yang diciptakan oleh PLO atau Organisasi Pembebasan Palestina yang diadopsi oleh Hamas.