Bangganya Luhut Atas Nikel Ditampik Bosman: Kita Produsen Terbesar Tapi yang Nentuin Harga Tiongkok
Bangganya Luhut atas nikel ditampik Bosman yang mengatakan meskipun kita produsen terbesar namun yang nentuin harga adalah Tiongkok.-reza-
JAKARTA, DISWAY. ID – Eksplorasi nikel yang menjadi salah satu andalan dari Gibran Rakabuming Raka menjadi bahan pembicaraan di berbagai media.
Bahkan Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia atau Menko Marves ikut bicara dan mengatakan bahwa eksplorasi nikel merupakan salah program hilirisasi yang berhasil.
Akan tetapi bangganya Luhut atas nikel ditampik Bosman yang mengatakan meskipun kita produsen terbesar namun yang nentuin harga Tiongkok.
BACA JUGA:Cak Imin Tantang Luhut Buka-bukaan Data Bukti Hilirasi Ugal-ugalan: Lihat di Kalsel!
Menurut Bosman Merdiguna salah satu penggiat media sosial dan pengamat politik yang juga pengusaha mengatakan bahwa Indonesia harus sangat berhati-hati dalam mengelola nikel.
Hal itu karena Tiongkok mempunyai kepentingan yang sangat besar atas nikel, di mana saat ini negara Tirai Bambu tersebut merupakan salah satu produsen baterai dan mobil listrik terbesar di dunia.
Bosman dalam perbincangan di akun youtube R66 Newlitics mengakui jika dirinya tidak anti hilirisasi namun dirinya sangat tidak setuju jika hilirisasi dikelola asing.
BACA JUGA:Erick Thohir Dinonaktifkan Belum 2 Bulan Jabat Ketua Lakpesdam NU
BACA JUGA:Kampanye Anies di Padang Sesak Dipadati Simpatisan: 'Republik Ini Bukan Untuk Keluarganya'
Dari data ekspor nikel Indonesia pada 2023 sebesar 73.91 persen mengalir ke Tiongkok dengan nilai mencapai Rp 1.14 triliun, sedangkan sisanya ke Jepang dan Korea Selatan.
Sedangkan Luhut mengklaim bahwa sejak 2014 hingga 2019 harga nikel dunia rata-rata 15 ribuan dolar Amerika per ton
Namun pada periode Januari - November 2023 harga nikel telah melonjak sangat tinggi mencapai 31.30 miliar dolar Amerika per ton.
Luhut juga mengomentari jika Tesla telah meninggalkan baterai yang menggunakan nikel dan pindah menggunakan teknologi lithium iron phosphate atau LFP dan mengatakan jika LFP sejauh ini belum bisa diisi ulang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: