Menurutnya, retail kesulitan untuk menjual jika harga beras premium dari produsen pun sudah tinggi.
Oleh karena itu, kata Roy, mayoritas peritel menahan diri untuk menyetok pasokan beras premium.
"Ya, kita nggak mungkin kalau beli mahal dijual murah.
"Nggak bisa masuk barang kalau kita beli mahal jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih nggak usah ada barang sekalian.
BACA JUGA:Jokowi: Bantuan Beras Untuk Upaya Tanggulangi Krisis Pangan
"Sebagian besar peritel itu tidak mau membeli beras sekarang, karena harga mahal [dari produsen]," jelasnya.
Kendati begitu sejumlah peritel tetap berusaha memasok persedian beras, dengan catatan harga jual di atas HET.
"Tapi ada peritel yang memilih, ya sudah saya beli mahal tapi saya jual mesti di atas HET karena yang di pasar tradisional kan jualnya sudah di atas HET," terangnya.
BACA JUGA:Jokowi Bagi-Bagi Cadangan Beras di Bantul: Setelah Juni Dilanjutkan Kalau Anggaran Cukup
Langkah Pemerintah
Pertanyaannya, apa langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani situasi saat ini?
Jokowi telah memanggil dan menggelar rapat tertutup dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo menjelaskan Jokowi telah meminta pihak untuk menetapkan HET beras premium baru.
Kebijakan ini berlaku untuk beras medium hingga beras premium yang kini langka di pasaran di beberapa zona.
BACA JUGA:Beredar Foto Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Cak Imin: Memalukan, Miskin Etika
Zona 1 wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB dan Sulawesi, di mana HET beras premium dijual Rp 13.900 per Kg.