"Target kami adalah memberi masyarakat dan perusahaan kebebasan untuk mengatur waktu kerja.
"Kami kurang dinamis jika dibanding dengan negara lain," aku de Croo dilansir dari Euronew, Kamis, 14 Maret 2024.
Akhirnya, kebijakan ini akan kembali menjadi keputusan para karyawan.
Pegawai berhak memilih waktu kerjanya dengan penuh konsekuensi.
Jika mereka memilih bekerja hanya 4 hari per pekan, waktu kerja dalam sehari akan jauh lebih panjang.
Penerapan sistem kerja baru ini pun kurang efektif untuk sistem kerja shifting.
6. Slandia
Slandia jadi negara pertama yang menerapkan sistem 4 hari kerja dan libur 3 hari per pekan.
Pemerintah Islandia menjadi waktu kerja 35-36 jam dalam seminggu sebagai pilot project dalam kurun 2015-2019.
Islandia mengajak 2.500 orang untuk berpartisipasi dalam uji coba tersebut.
Bahkan mereka mendatangkan lembaga riset Inggris, Autonomy dan organisasi nirlaba Irlandia, Association for Sustainability and Democracy (ALDA) untuk ikut terlibat.
Ujicoba waktu kerja 35-36 jam per pekan bahkan dinilai sukses oleh para peniliti.
Para serikat pekerja bahkan akan menegosiasikan agar kebijakan pengurangan jam kerja ini benar-benar bisa diterapkan.
Sebuah studi menyebut bahwa hasil dari penerapan sistem kerja baru ini 90% pekerja memiliki jam kerja di bawah 40 jam per pekan ditunjang akomodasi lainnya.
Perubahan ini dinyatakan secara signifikan memberikan perubahan dunia kerja jauh lebih efektif.
Para peneliti mengklaim tingkat kejiwaan seorang pekerja menurun dan aspek work-life balance meningkat karena perubahan waktu kerja ini, 3 hari libur per pekan.