JAKARTA, DISWAY.ID-- Perusahaan farmasi terbesar asal Inggris, AstraZeneca mengakui bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping langka yang dikenal sebagai Trombositopenia Syndrom (TTS).
Berdasarkan laporan dari The Telegraph, pada Selasa 30 April 2024, pengakuan ini muncul ketika perusahaan tersebut menghadapi tuntutan hukum atas tuduhan kerugian parah dan kematian yang disebabkan oleh vaksin tersebut.
BACA JUGA:Waspada Penyakit Arbovirus Termasuk DBD, Tingkatkan Kesadaran Vaksinasi
AstraZeneca, yang bekerja sama dengan Universitas Oxford untuk mengembangkan vaksin tersebut, saat ini terlibat dalam proses hukum yang diprakarsai oleh korban dan keluarganya.
Salah satu kasus tersebut melibatkan Jamie Scott, ayah dua anak, yang mengambil tindakan hukum setelah menderita pembekuan darah yang membuatnya tidak dapat bekerja.
Scott mengklaim bahwa setelah vaksinasi pada bulan April 2021, ia mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otaknya, yang mengakibatkan cedera otak yang berkepanjangan.
BACA JUGA:Kasus DBD Melonjak, DPR Singgung Penelitian Nyamuk Wolbachia dan Kebutuhan Vaksin
“Dunia medis telah lama mengakui bahwa trombositopenia dan trombosis imun akibat vaksin (VITT) disebabkan oleh vaksin," katanya, dikutip Selasa 30 April 2024.
Dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi, AstraZeneca mengakui bahwa vaksin Covid-19 buatannya memang pernah terjadi efek samping pembekuan darah.
Hanya saja, kasus tersebut jarang terjadi dan AstraZeneca mengklaim kalau kasus pembekuan darah juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
BACA JUGA:PB IDI Rekomendasi Pemerintah Mudahkan Akses Vaksin ke Masyarakat Jelang Mudik Lebaran 2024
"Diakui bahwa vaksin AZ, dalam kasus yang sangat jarang, dapat menyebabkan TTS. Mekanisme penyebabnya tidak diketahui," bunyi keterangan pada dokumen di Pengadilan Tinggi.