Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Kemenkes, Lulusan Setara Internasional

Minggu 05-05-2024,17:43 WIB
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) akan meluncurkan program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit. 

Hal ini guna menggenjot jumlah dokter spesialis di Indonesia.

BACA JUGA:Genjot Jumlah Dokter Spesialis, Kemenkes Buka Program Pendidikan Lewat 13 RS Swasta

BACA JUGA:Luncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit, Kemenkes Buka Rekrutmen 38 Kuota

Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI drg. Arianti Anaya, MKM menargetkan para lulusan bisa setara dengan internasional. 

Kemenkes berjanji akan meningkatkan Mutu dan kualitas program hospital based tersebut.

"Hospital based ini program unggulan dari transformasi sumber daya kesehatan. Lulusannya harus berkualitas setara internasional. Harus sama juga dengan lulusan university based,” kata Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI drg. Arianti Anaya, MKM, dalam keterangan yang diterima Disway.id, Minggu 5 Mei 2024.

BACA JUGA:Waspada Penipuan Catut Nama SATUSEHAT, Kemenkes: Jangan Akses Akun yang Mencurigakan

BACA JUGA: Heboh Vaksin AstraZeneca Akui Punya Efek Samping Pembekuan Darah, Kemenkes: Manfaatnya Lebih Banyak

Lebih lanjutnya, Arianti menyatakan peserta calon dokter spesialis yang mengikuti program ini diutamakan berasal dari Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK), yakni luar Pulau Jawa. 

Sehingga setelah lulus, mereka dapat mengabdi di daerah terpencil yang masih kekurangan dokter spesialis.

“Sasaran utama pesertanya, pertama dari Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan, DTPK ya, daerah tertinggal atau terjauh. Kedua, Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berada dari DTPK," ujar Arianti.

BACA JUGA:Kemenkes Sambut Baik Program 'Jakarta Berjaga' Prilaku Hidup Sehat

BACA JUGA:Cegah Penyakit KJS, Kemenkes: Olahraga Secara Rutin

"Dengan tujuan, kalau PNS di daerah Jawa kan dia tidak bisa mengabdi kembali ke Pulau Jawa, karena kan Pulau Jawa tingkat rasio dokter spesialisnya sudah terlalu tinggi. Ketiga, prioritas juga untuk non-PNS, terutama dari DTPK," tambahnya.

Kategori :