Permasalahan ini mencapai puncaknya saat Shifa bertemu dengan Wakil Ketua DPRD Jambi yang dibantu dijadwalkan oleh pihak Sekretaris Dewan.
Akan tetapi, Shifa terkejut saat mendatangi rumah dinas Wakil Ketua DPRD Jambi karena banyaknya pengamanan.
“Ifa hanya mau pamitan karena sudah keluar sebagai staf dan meminta uang yang terpakai serta biaya perjalanan dinas,” terangnya.
Selain itu menurut Shifa, saat bertemu dengan Wakil Ketua DPRD tersebut, dirinya diminta untuk mematikan handphone dan diterima di teras rumah dinas.
BACA JUGA:Biaya Kuliah UI Per Semester Tahun 2024/2025 Semua Jurusan S1, Paling Mahal Rp20 Juta
“Kalau sekelas Wakil Ketua DPRD kan tinggal bayar saja uang Ifa yang hanya 1 juta rupiah dan uang dinas juga yang bayar adalah kantor,” jelasnya.
Akan tetapi Shifa juga kaget karena saat meminta haknya, Wakil Ketua DPRD mengatakan jika dirinya bohong dan kemudian marah saat dirinya menyerahkan bukti yang ditagihkan.
“Papak itu marah dan berdiri, Ifa juga reflek berdiri, namun tau-tau ada dua satpam yang memeganginya dan menyeretnya kearah pagar,” kenangnya.
BACA JUGA:Biaya Kuliah UI Per Semester Tahun 2024/2025 Semua Jurusan S1, Paling Mahal Rp20 Juta
Shifa menjelaskan bahwa Wakil Ketua DPRD kembali keluar dan dari balik pintu mengatakan bahwa Ifa gila.
Kemudian Shifa mengtakan bahwa dirinya akan menunggu hingga pukul 10 malam, namun pada jam 20.00 WIB dirinya dijemput Polisi dan dibawa ke Polsek.
“Malahan di Polsek Ifa di BAP atas masalah kehilangan Ipad,” terangnya.
Shifa mengatakan bahwa jam 11.00 WIB datanglah orang TA yang sempat bertemu dengannya di rumah dinas dan menyuruhnya untuk menunggu urusannya hingga diselesaikan.
Sedangkan orang TA itu juga mengakui tidak bisa membantu karena dirinya sudah dipecat.