JAKARTA, DISWAY.ID -- Sosok Jenderal Purnawirawan Polri inisial B diduga tak sekadar jadi bekingan, tetapi punya posisi strategis di kasus korupsi tata niaga PT Timah.
Kasus yang belakangan diketahui merugikan negara hingga Rp300 triliun itu tuai sorotan tanjam publik.
Dari kalangan pengamat pun bersuara, seperti eks Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu.
Said Didu menduga jika sosok mantan Jenderal Bintang 4 Polri itu punya posisi strategis di kasus PT Timah ini.
Menurutnya tak aneh Jaksa Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah, gerak-geriknya sampai diintai.
Tak tanggung-tanggung pengintaian dilakukan oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Lucunya pengintaianya dua anggota Densus 88 itu ketahuan. Satu tertangkap, satunya lagi kabur.
BACA JUGA:Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bahas Penguatan Hubungan Antarmasyarakat
Adapun anggota Densus 88 yang tertangkap identitasnya bernama Bripda Iqbal Mustofa.
Tak hanya itu, gedung Kejagung yang berseberangan dengan Mabes Polri di bilangan Jakarta Selatan itu ikut kena teror.
Pada Selasa, 21 Mei 2024, gedung Kejagung dihebohkan dengan adanya drone yang diduga untuk mengintai.
Kemudian keesokan harinya pada malam hari, tak ada angin dan hujan, mobil satuan Brimob dan pengendara sepada motor konpoi dan berhenti di depan gedung Kejagung.