BACA JUGA:Kapan Paus Fransiskus Datang ke Indonesia? Catat Jadwal dan Agendanya
Melansir dari laman unair.ac.id, nyamuk Wolbachia adalah salah satu jenis bakteri alami yang ditemukan pada serangga seperti kupu-kupu, lalat, dan lebah.
Bakteri alami ini masih termasuk dalam kategori bakteri Gram negatif dan telah menjadi teknologi biologis yang sudah lama digunakan untuk mengendalikan penyebaran pada nyamuk penyebab demam berdarah.
Menurut Prof. Aryati, salah satu keunikan dari nyamuk Wolbachia adalah kemampuannya untuk mempengaruhi siklus perkawinan.
Jika nyamuk jantan Wolbachia kawin dengan betina, telur yang dihasilkan tidak akan menetas sehingga nyamuk tersebut menjadi mandul.
BACA JUGA: Juventus Mengalami 3 Musim Terburuk di Liga Serie A, Incar 5 Pemain untuk Revolusi Skuad Bianconeri
Akan tetapi jika nyamuk betina Wolbachia kawin dengan jantan, telur yang dihasilkan akan mengandung gen Wolbachia. Bahkan jika kedua jenis nyamuk kawin, telur yang dihasilkan tetap akan menetas dengan gen Wolbachia.
Hasil dari studi yang dilakukan menunjukkan bahwa keberadaan nyamuk Wolbachia dapat menurunkan kasus demam berdarah hingga 77,1 persen dan jumlah perawatan di rumah sakit akibat demam berdarah turun sebanyak 86 persen.
Meskipun masih banyak kontroversi seputar manfaat keberadaan Wolbachia, nyamuk ini sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia. Bakteri Wolbachia hanya terdapat pada tubuh nyamuk dan tidak dapat menginfeksi manusia.
Dengan adanya nyamuk Wolbachia, penyebaran virus dengue yang biasanya dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan, meskipun populasi nyamuk Aedes aegypti sendiri tidak berkurang.
Prof. Aryati menegaskan bahwa nyamuk Wolbachia merupakan pelengkap dari program 3M Plus yang sudah ada. Ia juga menyarankan kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan keberadaan nyamuk Wolbachia, karena bakteri tersebut tidak akan berpindah ke manusia meskipun tergigit oleh nyamuk tersebut.