JAKARTA, DISWAY.ID-- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan menggelar Focus Group Discussion (FGD) 'Strategi Digitalisasi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dalam Pengawasan Obat dan Makanan untuk membangun Ekosistem Digital' di Provinsi DKI Jakarta.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Holiday Inn, Jalan Gajah Mada Jakarta. Acara itu diikuti para pemangku kepentingan dan stakeholder terkait obat dan makanan di DKI Jakarta.
BACA JUGA:Pasar Obat dan Kosmetik Ilegal Dibongkar BPPOM Serang, Produk Senilai Rp 3,7 M Diamankan
"Melalui forum ini kami ingin mendengar dan mendapatkan berbagai masukan mengenai Strategi Digitalisasi Komunikasi,Informasi, Edukasi dalam Pengawasan Obat dan Makanan untuk Membangun
Ekosistem Digital di Provinsi DKI,"ujar Kepala BBPOM di Jakarta Sofiyani Chandrawati Anwar pada Kamis, 13 Juni 2024.
Lebih lanjut. Sofiyani menyampaikan, tantangan di era disrupsi digital saat ini menuntut adanya inovasi dalam berbagai aspek.
BACA JUGA:Dapat Sertifikat PMR dari BPOM, Kualitas dan Keamanan Es Krim Joyday Terjamin
BACA JUGA:BPOM RI: Vaksin Covid-19 AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia
Termasuk pola pengawasan obat dan makanan yang lebih adaptif dan efektif sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi terkini.
"Era disrupsi digital ini juga mengubah perilaku masyarakat dalam mencari informasi dan memperoleh produk obat dan makanan yang kini banyak mengandalkan media elektronik, internet, termasuk media sosial,"
Maka dari itu, kata Sofiyani, pihaknya melakukan berbagai inovasi dan strategi bagi otoritas regulatori obat dan makanan.
"Khususnya mengenai transformasi literasi digital untuk dapat menjawab tantangan tersebut," imbuhnya.
BACA JUGA:Efek Samping Vaksin AstraZeneca Bikin Heboh, BPOM: Manfaat Lebih Besar daripada Risiko Efek Samping
BACA JUGA:Mengenal Skincare Beretiket Biru yang Disita BPOM, Apa Efeknya untuk Kulit?