Dolar AS Terbang Tinggi, Asosiasi Penerbangan Wanti-wanti Tiket Pesawat Bakalan Naik

Jumat 21-06-2024,20:53 WIB
Reporter : Bianca Chairunisa
Editor : Subroto Dwi Nugroho

"Karena tarif atau harga tiket ditetapkan pemerintah melalui tarif batas atas (TBA) ya maskapai bisa menjual tiketnya di batas atas (TBA),"lanjut Gatot.

Bukan hanya harga tiket saja, Gatot menjelaskan bahwa pelemahan nilai Rupiah ini juga akan sangat berpengaruh pada harga bahan bakar pesawat yaitu Aviation Turbine (Avtur).

BACA JUGA:Industri Tekstil RI Bidik Pasar Seragam Haji Nasional

BACA JUGA:Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai Gelora di Sumbawa Guna Cegah Abrasi

"Harga avtur dan sparepart itu mengikuti harga pasar internasional. Sparepart belinya pakai dollar. Jadi kalau dollar naik, harganya ikut naik," jelas Gatot.

Sebelumnya, Direktur Utama AirAsia, Veranita Yosephine, menjelaskan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat mencapai Rp15.853 pada kuartal I/2024.

Jumlah tersebut melemah signifikan dibandingkan catatan pada kuartal I/2023 sebesar Rp15.062.

Vera menuturkan, pelemahan nilai tukar ini mengakibatkan kerugian sebesar Rp304 miliar pada kuartal I/2024.

Jumlah tersebut mencakup sekitar 39 persen dari total kerugian perusahaan pada kuartal I/2024.

BACA JUGA:Kementerian PUPR Bangun Pasar Glendoh, Target Rampung Juli 2024

BACA JUGA:Gus Halim Ajak Masyarakat Manfaatkan Momen Idul Adha untuk Teladani Keikhlasan Nabi Ibrahim

"Secara operasional, AirAsia mengakhiri kuartal I/2024 dengan mencatatkan kerugian sebesar Rp777 miliar," kata Vera dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (19/6).

Sebagaimana AirAsia mencatat konsumsi bahan bakar sebagai salah satu penyumbang beban usaha utama sebesar 36,96 peresen dari total biaya keseluruhan.

Vera menuturkan, hal ini juga dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar pada kuartal I/2024.

 

Kategori :