JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Kesehatan Indonesia memiliki program imunisasi nasional sejak bayi baru lahir hingga beranjak remaja.
Program imunisasi nasional meliputi imunisasi Hepatitis B, BCG, Difteri, Tetanus, Polio, Hemofilus influenzae tipe B, PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine), Rotavirus, Campak, Rubella, HPV (Human Papiloma Virus).
BACA JUGA:Imunisasi MMR pada Anak Efektif 80 Persen Melawan Gondongan, Waspadai Risiko Komplikasi
Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A Subs.TKPS menjelaskan alasan mengapa anak perlu mendapat imunisasi.
"Program imunisasi ditujukan kepada anak karena anak belum mempunyai zat kekebalan yang memadai sehingga rentan tertular berbagai macam penyakit berbahaya," ujarnya ketika ditemui di Gedung IDAI di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Antibodi atau zat kekebalan yang ditransfer dari ibu ke bayi akan hilang dalam waktu 3-6 bulan. Setelah itu anak menjadi rentan terinfeksi. Anak-anak tersebut perlu dilindungi," tuturnya.
Oleh karena itu, imunisasi perlu diberikan sejak dini.
BACA JUGA:Ahli Jelaskan Perbedaan Manfaat ASI dan Imunisasi Bagi Anak
BACA JUGA:Pentingnya Imunisasi, Cegah Kecacatan hingga Kematian akibat Penyakit Menular
Bahkan untuk memutuskan penularan virus dari ibu ke bayi, imunisasi perlu diberikan sedini mungkin bahkan sejak bayi baru lahir.
Sebagai contoh, bayi yang baru lahir harus segera diimunisasi vaksin Hepatitis B dalam 24 jam karena virus tersebut dapat ditularkan dari ibu ke bayi pada saat persalinan.
"Oleh karena itu untuk memutus penularan virus hepatitis B, imunisasi Hepatitis B perlu diberikan dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir," terangnya.
Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A Subs.TKPS-Kemenkes-
Ia mengungkapkan bahwa imunisasi telah terbukti dapat mencegah kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi di seluruh dunia.