BACA JUGA:Ayu Ting Ting Bantah Putus dari Muhammad Fardhana Gegara Beda Kasta
BACA JUGA:Ini 5 Weton yang Rawan Jadi Incaran Sengkolo di Malam 1 Suro 2024, Hati-Hati!
“Kemungkinan pertama kelompok Brain Chiper ini sesungguhnya telah menerima tebusan atau bayaran dari kelompok tertentu dengan syarat mereka mengumumkan ke public bahwa mereka akan memberikan kunci secara gratis," paparnya.
Sedangkan kemungkinan yang kedua menurut Ridho, ada sebagian data yang telah mereka kunci tersebut itu sudah dihilangkan atau memang tidak bisa dibuka dengan kunci yang akan mereka berikan.
Jika kemungkinan ini terbukti, maka serangan dari Brain Chiper kemaren merupakan sebuah pesanan oleh kelompok tertentu yang menargetkan data-data penting, di mana data itu sangat berbahaya bagi kelompok tersebut jika dipublikasi.
"Kelompok tersebut adalah kelompok elit dengan high profile, memiliki kekuatan politik dan kekuatan fiancial," paparnya.
BACA JUGA:Heru Budi: Pemprov DKI Gelontorkan Dana Rp 18,96 Triliun untuk Pengentasan Kemiskinan di Jakarta
Masih dengan Ridho, menurutnya kelompok ini tidak melibatkan Kemkoinfo, BSSN, Telkom dan lembaga lainnya.
Mereka hanya memanfaatkan kerapuhan dan kelemahan dari sistem PDN dan mencari broker dari dalam utnuk membuka akses menuju sistem.
"Kita kemaren saksikan bagaimana binggungnya dan saling lempar tanggung jawab antara kemkoinfo, BSSN, Telkom dan lainnya," terangnya.
Ridho menambahkan bahwa kelompok elit ini bergerak dalam senyap, di mana mereka menyuap broker dari dalam untuk membuka pintu menuju sistem PDN.
BACA JUGA:Sebelum Wartawan di Karo Tewas Terbakar, Oknum TNI Minta Korban Take Down Berita Perjudian
Setelah itu mereka meminta Brain Chiper untuk masuk serat meminta untuk mengunci data menggunakan Lockbit 3.0.
Saat data tersebut telah berhasil diamankan, kini mereka memainkan skenario 'happy ending' dengan meminta Brain Chiper mengumumkan ke publik bahwa mereka akan memberikan kunci secara gratis.