Untuk mendiagnosis kanker paru, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah rontgen dada untuk melihat keadaan yang tidak normal, CT scan untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail, sitologi dahak untuk mendeteksi sel-sel kanker dalam dahak, dan biopsi yang dilakukan melalui bronkoskopi untuk memperoleh sampel jaringan yang dicurigai.
Lebih lanjut, dokter lulusan Universitas Indonesia ini menyebutkan jika pengobatan kanker paru disesuaikan dengan jenis kanker dan tingkat penyebaran.
Beberapa pilihan pengobatan meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, terapi target, dan imunoterapi.
Setiap pasien akan menerima metode pengobatan yang disesuaikan dengan kondisinya masing-masing.
BACA JUGA:Awas! Merokok Bisa Jadi Pemicu Paling Penting Timbulnya Kanker Paru-paru Sel Kecil
Manfaat Prosedur EBUS
EBUS memiliki beberapa manfaat, termasuk kemampuannya untuk memberikan sampel asli langsung dari area yang dijangkau, menghasilkan gambar yang detail untuk evaluasi patologi, dan menyediakan pilihan anestesi sedang atau anestesi umum.
Proses EBUS juga relatif cepat dan sebagian besar pasien dapat pulang pada hari yang sama.
“EBUS bisa menjadi alternatif pilihan diagnosis yang tepat karena tingkat ketepatan dan keberhasilan mencapai 95%, dengan bantuan diagnosis EBUS, pasien tentunya akan mendapatkan proses pengobatan tepat sehingga kualitas hidup akan menjadi lebih baik,” ujar dr. Arum.
BACA JUGA:Terungkap! Alasan Banyak Perokok Tak kena Kanker Paru-paru, Ternyata Ini Penyebabnya...
Tata Laksana Prosedur EBUS
Beberapa langkah yang dilakukan prosedur EBUS antara lain:
a. Persiapan: Sebelum melakukan EBUS, pasien akan menjalani pemeriksaan pra-prosedur, termasuk pemeriksaan fisik, dan riwayat medis. Pasien mungkin juga perlu berpuasa beberapa jam sebelum prosedur, sesuai dengan instruksi dokter. Jika kondisi medis tertentu atau penggunaan obat-obatan tertentu, dokter akan memberikan instruksi khusus terkait persiapan.
b. Anestesi: EBUS dapat dilakukan dengan anestesi sedang atau anestesi umum, tergantung pada situasi dan preferensi pasien. Penting untuk pasien mengikuti instruksi dokter terkait kebutuhan makan atau minum sebelum prosedur dilakukan.
c. Memasukkan tabung Endobronchial Ultrasound: Setelah pasien dibius, dokter akan memasukkan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera dan probe ultrasound melalui mulut dan tenggorokan pasien. Tabung ini akan mencapai saluran pernapasan, paru-paru, dan mungkin juga kelenjar getah bening di sekitarnya.
d. Pemantauan visualisasi: Saat tabung EBUS dimasukkan, dokter akan menggunakan monitor untuk melihat gambaran real-time dari saluran pernapasan, paru-paru, dan kelenjar getah bening. Gambar ini akan membantu dokter dalam menemukan dan mengevaluasi area yang diperlukan.