Awas! Merokok Bisa Jadi Pemicu Paling Penting Timbulnya Kanker Paru-paru Sel Kecil
Harga Rokok Mahal per Junuari 2023-Cottonbro-PEXELS
JAKARTA, DISWAY.ID - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para dokter di All India Institute of Medical Science (AIIMS) telah menemukan bahwa Small Cell Lung Cancer (SCLC) sebagian besar menyerang laki-laki perokok berat.
Pada varian kanker ini, sel-sel ganas terbentuk di jaringan paru-paru, dimulai dari saluran pernapasan (bronkus).
Sel-sel ganas itu tumbuh sangat cepat, menciptakan tumor besar dan menyebar (bermetastasis) ke seluruh tubuh.
BACA JUGA:Minum Anggur Merah Bisa Turunkan Risiko Stroke, Benarkah?
BACA JUGA:3 Tanda Kanker yang Biasanya Menyerang di Pagi Hari, Cek Sekarang
Studi yang dilakukan pada pasien dari India utara, menemukan bahwa hampir 80 persen dari mereka adalah mantan atau perokok baru, menjadikannya satu-satunya faktor terpenting yang terkait dengan SCLC.
Dilansir dari laman Indian Express, ada sekitar 65 persen dari mereka adalah perokok berat, yang selanjutnya mengulangi peran merokok dan intensitasnya dalam perkembangan SCLC.
"Sekitar 20 persen kasus adalah bukan perokok dan masih mengembangkan SCLC. Meskipun sulit untuk memastikan alasan yang tepat untuk hal yang sama, ada bukti bahwa paparan partikel 2,5 mm (PM 2,5) dalam waktu lama di udara ambien dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru, terutama pada pendapatan rendah dan menengah. negara,” kata penelitian yang diterbitkan di Lung India, sebuah jurnal dari Indian Chest Society.
Penulis studi termasuk Dr Anant Mohan, profesor dan kepala departemen paru dan Dr Randeep Guleria, profesor dan mantan direktur AIIMS.
BACA JUGA:Kanker Kulit Menyerang Wajah Kiper Bayern Munchen Manuel Neuer
BACA JUGA:Ini Efek Zat Benzena Pada Sampo, Ternyata Berakibat Fatal Hingga Alami Kematian karena Kanker
Sebanyak 361 pasien dengan SCLC dilibatkan dalam penelitian selama lebih dari 12 tahun dan berada dalam kelompok usia 46-70 tahun.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kejadian SCLC tampaknya menurun selama dekade terakhir.
Akan tetapi meskipun ada beberapa kemajuan diagnostik, diagnosis definitif terus dibuat terlambat, kelangsungan hidup tetap buruk dan sebagian besar dipengaruhi oleh status kinerja.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: