JAKARTA, DISWAY.ID – Pengobatan kanker paru kini semakin modern.
Salah satu prosedur diagnosis kanker paru yaitu Endobronchial Ultrasound atau biasa dikenal dengan EBUS.
EBUS adalah prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas dan memperoleh sampel dari saluran pernapasan, paru-paru, dan kelenjar getah bening.
BACA JUGA:Cegah Kanker Paru Sejak Awal, Deteksi Dini dengan Low Dose CT Scan Thorax
Prosedur ini melibatkan penggunaan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera video dan ultrasound yang dimasukkan melalui mulut dan tenggorokan.
Apa Itu Kanker Paru?
dr. Ginanjar Arum Desianti, Sp.P (K), dokter spesialis paru RS Siloam MRCCC Semanggi mengatakan kanker paru adalah kondisi kesehatan yang serius dan merupakan salah satu jenis kanker yang banyak terjadi di Indonesia.
Faktor utama penyebabnya adalah aktivitas merokok, namun faktor lain seperti paparan asap (perokok pasif), zat berbahaya seperti asbes, radon, dan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru.
Kanker paru terjadi ketika sel-sel di dalam paru-paru berkembang secara tidak terkendali.
BACA JUGA:Risiko Kanker Paru Menurun saat Perokok Konsisten Berhenti Merokok Selama 10 Tahun
Ada dua jenis utama kanker paru-paru, kanker paru primer, yang dimulai di paru-paru itu sendiri, dan kanker paru sekunder, yang merupakan penyebaran dari kanker di area tubuh lain.
”Gejalanya tidak selalu terlihat pada tahap awal, tetapi beberapa tanda awal yang sering muncul adalah sesak napas, suara serak, batuk terus-menerus dengan atau tanpa dahak dan darah, nyeri dada, serta kelelahan,” sebut dr. Arum.
Ketika kanker paru telah menyebar, gejala yang mungkin muncul termasuk sakit kepala, berat badan turun secara drastis, gangguan keseimbangan, mata dan kulit yang kekuningan, nyeri sendi dan tulang, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Diagnosis dan Pengobatan Kanker Paru