BACA JUGA:Update! 10 Promo Hari Ini Spesial 10.10 Oktober 2024, Ada Buy 1 Get 1 hingga Cuma Rp10 Ribuan
BACA JUGA:Ini Dia Rekomendasi Investasi Cuan Ekonom Danamon, Ada Obligasi dan Reksa Dana Pendapatan Tetap
Rizka menilai bahwa inovasi ini sejalan dengan transformasi sistem kesehatan pada pilar ketiga.
"Kementerian Kesehatan dalam hal menuju ketahanan di sektor kefarmasian dimulai dari risetnya, penyiapan risetnya, kemudian produksinya, sampai kepada penggunaannya," paparnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya terus mendukung upaya riset hingga uji klinis hingga dapat dikeluarkan izin edarnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dengan begitu, berbagai jenis produk biologi kini sudah banyak diproduksi lokal dan membantu menurunkan harga yang lebih terjangkau.
BACA JUGA:Isu Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Jawaban Menkominfo Budi Arie
BACA JUGA:Laporan Kasus Penganiayaan di Sekolah Jaksel Diterima Kepolisian, Korban Masih Tak Sadarkan Diri
Bahkan, obat-obatan tersebut berpeluang untuk di-cover oleh BPJS Kesehatan setelah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"BPJS kan kita membiayai untuk masyarakat banyak, harus ada kajian namanya health technology assessment, harus memiliki cost benefit analysis yang ditunjang dengan kajian-kajian tersebut bahwa (obat) ini memiliki benefit yang lebih dan cost effective," ungkapnya.
"Kalau BPJS bisa, pastinya nanti akan kedepannya juga bisa selama dibuktikan dengan cost benefit analysis," ungkapnya.