JAKARTA, DISWAY.ID -- Museum Nasional Indonesia kembali dengan wajah baru, termasuk dalam mitigasi bencana.
Hal ini berkaca dari peristiwa kebakaran tahun lalu yang menyebabkan sebagian besar koleksi Museum Nasional Indonesia terdampak dan mengalami kerusakan.
Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency Ahmad Mahendra mengungkapkan, proses pembangunan kembali museum tertua di Indonesia tersebut cukup lama karena perlunya memperbaiki sistem keamanannya.
BACA JUGA:Ombudsman RI Kembangkan Digital Dashboard Monitoring, Permudah Penyelesaian Laporan Masyarakat
BACA JUGA:Utang RI Capai Ribuan Triliun di Masa Menkeu Sri Mulyani, Ekonom: Perlu Sosok yang Lebih Kreatif
Dalam hal ini, pihaknya memperhatikan tiga aspek, yakni koleksi, dampak bangunan, dan mitigasi bencana.
Terkait mitigasi bencana, ia menyoroti bukan hanya kebakaran, tetapi juga banjir dan gempa.
Belajar dari kebakaran tahun lalu, pihaknya merapikan sistem kelistrikan bangunan sehingga tidak semrawut.
"Kita ganti semua listriknya, jalurnya lebih rapi sekarang. Jadi insyaallah juga itu bagian dari pengamanan kita. Makanya agak lama sedikit itu sebenarnya bukan (memperbaiki) bangunannya, justru keruwetan listriknya," papar Mahendra di Museum Nasional Indonesia, 11 Oktober 2024.
Ia mengakui temuikan kelemahan pada bangunan sehingga perlu perbaikan karena bahkan Gedung A sendiri tidak pernah diutak-atik sekalipun.
BACA JUGA:Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Kemenperin Rutin Gelar Sosialisasi
BACA JUGA:Tiba di Balikpapan, AHY Serahkan Sertifikat Istana Negara dan Istana Garuda IKN
"Ini menjadi pembelajaran kita semua, tidak boleh terulang, termasuk gedung A yang dari dulu tidak pernah disetuh listriknya. Dan kemarin sudah pembenahan total dengan tim ahlinya," tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan kajian terkait gedung di Museum Nasional Indonesia sebagai penunjang mitigasi bencana.
Sedangkan untuk keamanan yang lain ia percaya sudah baik karena pada peristiwa kebakaran yang terjadi 16 September 2023 lalu, ia menyebut bahwa alarm kebakaran berfungsi.