JAKARTA, DISWAY.ID - Autonomous Rail Transit (ART) atau kereta tanpa rel otonom yang diproduksi oleh CRRC (China Railway Rolling Stock Corporation) akan dikembalikan lagi ke China.
Hal tersebut memiliki alasan yang didasarkan dari hasil penilaian Proof of Concept (PoC).
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi menyampaikan bahwa ada sistem autonomous dari trem otonom yang belum berfungsi dengan baik.
BACA JUGA:Rencana Naiknya Iuran BPJS Ditanggapi Ekonom: Harusnya Jadi Opsi Terakhir
"Hasil dari penilaian PoC ditemukan bahwa sistem autonomous dari trem otonom belum dapat berfungsi dengan baik," ujar Ali.
DIketahui, trem otonom sendiri adalah hasil kerja sama antara Norinco dan Otorita IKN, dengan partisipasi dari CRRC, serta produsen sarana perkeretapian terkemuka asal China.
Ali juga mengungkapkan sesuai diskusi antara OIKN dan lintas kementerian dan lembaga (K/L) dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Dukungan Percepaan Penyelenggaraan Uji Coba dan Unjuk Kerja (Proof of Concept) Trem Otonom Ibu Kota Nusantara, OIKN akan bertanggung jawab dalam penilaian dan pelaksanaan kereta tanpa rel di IKN.
Karena melihat hasil yang menyatakan bahwa kereta tersebut belum beroperasi dengan baik, maka pihaknya meminya Norinco untuk mengembalikan kereta ke China.
"Jika tidak maka sesuai dengan perjanjian MoU untuk PoC, kita akan meminta pihak Norinco untuk mengembalikan trainset di IKN ke China," lanjutnya.
BACA JUGA:OIKN Targetkan Pembangunan Area Legislatif dan Yudikatif di IKN Selesai 2028
Di sisi lain, Ali menjelaskan PoC adalah bagian dari pengembangan dan uji coba produk teknologi terkini, di mana IKN sebagai salah satu tempat living lab dan innovation test-bed.
Adapun, untuk semua pembiayaan PoC yang dilakukan di IKN ini ditanggung oleh technology providers masing-masing, termasuk pula untuk PoC trem otonom.
"Dari hasil assesment PoC maka nantinya pengadaan dan seleksi teknologi di IKN akan dinilai kepada 4 penilaian utama, yakni Kualitas dan kehandalan Teknologi, Interoperabilitas Sistem, Value for Money, Transfer Knowledge dan Teknologi," ungkap Ali.
Lalu, Alu juga mengatakan jika para Technology Providers ini telah menyadari sepenuhnya sebelum melakukan PoC, bahwa hal ini akan memberikan nilai tambah dalam proses seleksi.
Namun, tak menjamin penyedia teknologi akan memenangkan kompetisi pengadaan.