"Supaya tidak terkesan menyalahi aturan, jadi kita topping up. Basisnya kurikulum nasional, ditambahkan muatan-muatan luar karena kan tujuannya sekolah unggulan ini lulusannya masuk perguruan tinggi top dunia," katanya.
BACA JUGA:Menteri Nusron Minta Jajaran Kanwil BPN Provinsi Bali Jawab Tantangan Birokrasi Modern
BACA JUGA:Prabowo Usul Gubernur Dipilih Langsung DPRD, Menteri Hukum: Wacana Baik yang Perlu Dipertimbangkan
Satryo bahkan mengaku telah mengintip syarat-syarat yang dibutuhkan untuk bisa diterima di kampus internasional, kemudian menyesuaikannya dalam pembelajaran.
"Jadi dengan kurikulum tambahan ini, memastikan bahwa nanti kemampuan dia itu cukup untuk bisa tembus di sana."
Kendati demikian, ia menegaskan akan menyesuaikan kurikulum ini dengan kemampuan para siswa.
"Kita ganti sebagiannya (muatan), yang memang ada di sini (kurikulum nasional) dan juga ada (kurikulum internasional), kita ganti ke (internasional). Yang nggak ada (di kurikulum internasional) pakai nasional. Supaya jumlahnya itu nanti tidak berlebihan, jumlah jamnya. Tapi kontennya sesuai dengan yang diharapkan orang internasional," paparnya.
Satryo menambahkan bahwa sekolah ini juga akan mengedepankan kebhinekaan sehingga siswa-siswinya berasal dari seluruh penjuru Nusantara.
BACA JUGA:Minta Dijadwalkan Ulang, Kapan Eks Menkumham Yasonna Laoly Diperiksa KPK?
BACA JUGA:Menteri Satryo Ingin Perguruan Tinggi Tak Hanya Cetak SDM Unggul, Tetapi Juga Ini
"Konsepnya memang sekolah unggulan ini, Pak Presiden maunya juga membuat keterikatan kekerabatan dari berbagai macam suku bangsa. Harapannya dengan asrama ini mereka menyatu Indoensia, bukan suku A, suku B, agama A, agama B," kata Satyo.
Sehingga, lanjut Satyo, di manapun lokasi sekolah ini, akan ada siswa dari berbagai wilayah Indonesia.
"Kalau bbisa terwakili dari ada yang lokal, regional, dan nasional. Jadi Indonesia, anak-anaknya. Nggak boleh dominasi satu provinsi," ucapnya.
Ia memastikan para siswa akan dibantu pembiayaan sekolahnya sehingga dari seluruh lapisan ekonomi dapat bersekolah di sini.
"Nanti yang memang tidak mampu kita beri beasiswa, tapi nanti yang mampu mungkin subsidi," ujarnya.
BACA JUGA:Soal Usulan Prabowo Agar Gubernur Dipilih Langsung Oleh DPRD, Begini Tanggapan KPU