Program Sekolah Swasta Gratis yang menjangkau 32 PAUD, 47 SD, dan 42 SMP, membuktikan keberpihakan Pemkot pada akses pendidikan yang merata.
Di bidang kesehatan, keberhasilan menurunkan angka stunting dari 1,66% (2022) menjadi 0,97% (2024) melalui program Rumah Gizi dan pendekatan lintas sektor merupakan pencapaian yang luar biasa.
Ketiga Ekonomi yang Tumbuh dan Ketahanan Pangan yang Terjaga: Di tengah dinamika ekonomi global, Semarang mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 5,36%, melampaui rata-rata nasional.
Pengembangan urban farming, dukungan bagi petani milenial, dan implementasi program Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Jatibarang merupakan solusi inovatif yang berkontribusi pada ketahanan pangan dan ekonomi kota.
BACA JUGA:Korupsi di Pemkot Semarang, KPK Dalami Lima Saksi Terkait Pemenangan Tender
Keempat Pengakuan Nasional dan Internasional: Kerja keras dan inovasi Pemkot Semarang diakui melalui raihan lebih dari 20 penghargaan bergengsi, termasuk “Penghargaan Kota Terbaik dalam Stabilitas Pasokan Pangan” dan predikat “Kategori Kota Layak Anak Utama.”
Penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus berbenah dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
Visi 2025: Melangkah Lebih Jauh untuk Semarang yang Lebih Baik
Dengan fondasi yang kuat, Pemkot Semarang telah menyiapkan rencana strategis yang ambisius untuk tahun 2025, antara lain:
Pertama Infrastruktur Publik yang Modern dan Terintegrasi: Pembangunan jalur khusus Bus Rapid Transit (BRT) atau Dedicated Lane sepanjang 17,4 km yang menghubungkan Simpang Ngaliyan hingga Simpang Fatmawati, dengan investasi sebesar Rp 1,8 triliun, akan meningkatkan konektivitas dan efisiensi transportasi publik.
BACA JUGA:Klarifikasi Paspampres Soal Video Pengusiran Jemaah di Masjid Raya Baiturrahman Semarang
Penyelesaian proyek transportasi yang didukung pinjaman dari KfW Jerman juga menjadi prioritas.