JAKARTA, DISWAY.ID -- Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan BPOM Rustyawati mengingatkan para pengusaha obat bahan alam untuk tidak asal pasang iklan dengan judul dan klaim bombastis.
Meski dalam jangka pendek dapat menarik banyak konsumen dan untung besar, tidak ada jaminan bisnis dapat berlangsung lama.
BACA JUGA:BPOM Gerak Cepat Atas Penarikan 4 Produk oleh SFA yang Mengandung Zat Terlarang, Ini Hasil Temuannya
BACA JUGA:BPOM Curigai Modus Baru Pada Kasus Vape Mengandung Obat Keras
"Kami sangat berharap, tolong Bapak/Ibu jangan hanya memikirkan bisnis semata, tapi bagaimana keberlangsungan sebuah produk itu harus ditunjang oleh kualitas produk, keamanan produk," tegas Rustyawati pada Forum Koordinasi Penandaan dan Iklan (FONDASI) di Kantor BPOM, Jakarta, 9 Mei 2025.
"Jangan hanya iklan yang bombastis saja. Mungkin awal-awal penjualannya naik juga, tapi tidak akan berlangsung lama. Pasti pada akhirnya orang akan memilih produk itu memang bagus," tuturnya.
Diungkapkannya, kepatuhan pelaku usaha dalam memberikan iklan dan penandaan obat dan bahan alam masih di kisaran 66-79 persen.
Sedangkan 30-40 persen oknum memanfaatkan celah yang ada untuk meningkatkan penjualan.
Terlebih, masyarakat saat ini cenderung mudah terpengaruh untuk mengikuti tren di media sosial.
"Saat ini kita juga mengalami satu masa di mana masyarakat kita mudah digerakkan, mudah dimobilisasi, dan mudah dipengaruhi sehingga iklan-iklan ini tumbuh subur," paparnya.
BACA JUGA:Instalasi Farmasi RSHS Disidak BPOM Buntut PPDS Unpad Gunakan Obat Bius untuk Aksi Pelecehan
BACA JUGA:Hati-Hati! BPOM Ungkap 43 Ribu Produk Makanan Tak Layak Konsumsi Selama Ramadan
Sayangnya, iklan yang beredar ini cenderung berlebihan dan tidak memberikan informasi secara lengkap terkait produk.
Lantas, iklan dan penandaan yang berlebihan, tidak objektif, dan menyesatkan tentu akan merugikan semua pihak, terutama konsumen yang akan memiliki persepsi berlebihan terhadap produk.
Dicontohkannya, klaim bahwa produk ampuh membuat seorang "langsung cantik", "langsung sembuh", dan "turun 10 kg dalam seminggu" ini menjadi rawan disalahgunakan.