MADINAH, DISWAY - Setelah melalui proses pendataan dan pengurusan secara bertahap, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah berhasil memberangkatkan seluruh jamaah haji Indonesia yang sempat terpisah dari rombongan saat jadwal keberangkatan ke Makkah.
Sebanyak 220 jamaah menjadi rombongan terakhir yang diberangkatkan dari Madinah menuju ke Makkah.
BACA JUGA:Alya, Haji Muda 19 Tahun: Belajar Ibadah dan Makna Hidup dari Tanah Suci
“Alhamdulillah, hari ini kita memberangkatkan sekitar 13 unit coaster dengan 220 jamaah yang terpisah dengan rombongannya. Ini adalah rombongan terakhir dan semoga tidak ada lagi jamaah terpisah dari rombongan saat pemberangkatan ke Makkah,” terang Kepala Daker Madinah M Lutfi Makki di Madinah, Senin, 19 Mei 2015.
Kendaraan Coaster yang membawa jamaah haji Indonesia ini diberangkatkan dari Madinah sekitar pukul 15.00 waktu Arab Saudi.
BACA JUGA:Keteguhan Pasutri Lansia-Difabel asal Pekalongan Tunaikan Panggilan Haji
Keberangkatan mereka dilepas oleh M Lutfi Makki selaku Kepala Daker Madinah.
“Dari hotel di Madinah, mereka transit sebentar di Bir Ali untuk miqat umrah wajib. Sehingga, sesampainya di Makkah, setelah beristirahat, mereka bisa menunaikan umrah,” sambung Makki, panggilan akrabnya.
BACA JUGA:6 WNI Nyaris Terjerat Hukum Saudi karena Diduga Jual Beli Dam Haji Ilegal
Menurutnya, ada 569 jamaah haji Indonesia yang terpisah dari rombongannya saat pemberangkatan dari Madinah ke Makkah.
Daker Madinah telah menyiapkan hotel khusus sebagai tempat bagi mereka sebelum diberangkatkan secara bertahap menuju Makkah.
BACA JUGA:Sudah Masuk Tanah Haram, Jamaah Haji Lansia Diimbau Salat di Hotel: Pahala Tetap 100 Ribu Kali Lipat
Fasilitas hotel itu juga sama dengan penginapan jamaah selama di Madinah. Mereka mendapat konsumsi dan jika ada yang sakit, mereka divisitasi oleh KKHI maupun dari Tim PKP2JH.
“Kita juga dibantu oleh tim Sektor Khusus Daker Madinah dalam melayani jamaah,” paparnya.
BACA JUGA:Gangguan Kesehatan Jamaah Haji Bukan Azab, Ulama dan Dokter Minta Publik Berhenti Stigmatisasi