Dachi mengklaim anak-anak yang menjadi korban terkena lemparan dan pukulan benda tumpul.
BACA JUGA:Hasil Penyelidikan Kasus Diplomat Kemlu Diumumkan Hari Ini, Misteri Kematian Arya Daru Terungkap?
BACA JUGA:Bukan Cuma Google Cloud, KPK Juga Usut Pengadaan Kuota Internet Gratis di Kemendikbudristek
"Mereka dilempar dan dipukul dengan kayu, juga ada yang ditendang. Anak-anak ini umurnya 8 tahun dan 11 tahun," ungkapnya.
Rumah Bukan Bangunan Gereja
Dachi menegaskan, rumah ibadah yang digunakan untuk aktivitas peribadatan itu bukanlah bangunan gereja.
Menurutnya bangunan itu merupakan rumah yang disewakan untuk ibadah dan kegiatan pembelajaran anak-anak.
"Kita tidak mendirikan gereja. Rumah ini kami sewa untuk pendidikan. Anak-anak ini butuh nilai agama di sekolah, dan itu kami bantu berikan," katanya.
Dachi kembali menegaskan rumah tersebut bukan bangunan untuk gereja.
BACA JUGA:Heboh Bakal Ada Gerhana Matahari Total Terjadi Bulan Agustus 2025, Cek Faktanya!
Sejak awal rumah tersebut disewa atas nama pribadinya dan didaftarkan sebagai rumah doa.
"Sejak awal, kami sudah daftarkan bangunan ini sebagai rumah doa, bukan gereja.
"Itu pun atas nama pribadi saya. Saat pengajuan meteran listrik pun, rumah itu diarahkan sebagai bangunan sosial," paparnya.
Tempuh Jalur Hukum
Dachi mengklaim pihaknya akan membuat laporan polisi atas kejadian ini.
Kata dia, jika tidak ada proses penyelesaian secara damai, pihaknya akan menempuh jalur hukum.
"Kami pertimbangkan melaporkan ke Polrestabes atau Polda," kata dia.
Di Padang, ibadah dan sekolah Minggu dari Gereja Kristen Anugerah dibubarkan, listrik diputus, pagar rumah dirobohkan, jendela dihancurkan, izin dipertanyakan, dan dua anak terluka https://t.co/yTn0zoE6Du pic.twitter.com/4AMKK1qsjA
— Andreas Harsono (@andreasharsono) July 27, 2025