JAKARTA, DISWAY.ID -- Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah mendapat tantangan di awal pelaksanaannya.
Sejumlah media memberitakan bahwa ratusan guru dan siswa dilaporkan mundur dari program tersebut.
Laporan ini memicu pertanyaan tentang efektivitas program yang ditujukan bagi keluarga miskin ekstrem.
BACA JUGA:Menag Nasaruddin Umar: Ada Makna Mendalam Ramadan dalam Perjalanan Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Berdasarkan data dari Kementerian Sosial (Kemensos), yang saat ini mengelola program tersebut, tercatat sebanyak 140 hingga 160 guru memilih untuk mengundurkan diri.
Alasan utama yang mereka sampaikan adalah penempatan tugas yang terlalu jauh dari domisili, sehingga menyulitkan mobilitas sehari-hari.
Tanggapan Pemerintah Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul, mengakui adanya pengunduran diri tersebut.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan pengganti para guru yang mundur.
"Penggantinya sudah ada," kata Gus Ipul, sembari menambahkan bahwa para calon guru pengganti diambil dari tenaga pendidik yang sudah memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG).
BACA JUGA:Legislator: Pemerintah Harus Segera Ambil Langkah Nyata Atasi PHK
BACA JUGA:Tom Lembong Resmi Bebas, Disambut Istri dan Anies saat Keluar dari Rutan Cipinang
Gus Ipul memastikan bahwa meskipun ada kendala di awal, operasional Sekolah Rakyat tetap berjalan optimal.
"Secara umum, alhamdulillah semua sesuai jadwal," ujarnya.
Siswa yang mundur dari Sekolah Rakyat juga menjadi perhatian pemerintah.