Tuduhan AS terhadap Maduro berpusat pada dugaan keterlibatannya dalam Cartel de los Soles, sebuah organisasi penyelundupan narkoba yang diduga melibatkan pejabat tinggi Venezuela.
Pada Juli 2025, Departemen Keuangan AS menetapkan kartel ini sebagai "Organisasi Teroris Global yang Ditunjuk Khusus." Namun, Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil menolak tuduhan tersebut sebagai "tabir asap yang konyol" dan "propaganda politik kasar," menyebutnya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari isu domestik AS, termasuk kontroversi seputar kasus Jeffrey Epstein.
Maduro sendiri menanggapi hadiah tersebut dengan nada menantang melalui platform X, menyatakan, "Datang dan tangkap saya, saya akan menunggu kalian di Istana Miraflores. Jangan terlalu lama, pengecut!"
Latar Belakang dan Reaksi Internasional
Ketegangan antara AS dan Venezuela meningkat sejak pemerintahan Trump tidak mengakui kemenangan Maduro dalam pemilu 2018 dan 2024, yang dianggap penuh kecurangan oleh AS, Uni Eropa, dan beberapa negara Amerika Latin. Pada 2020, Maduro didakwa di pengadilan federal Manhattan atas tuduhan "narko-terorisme" dan konspirasi untuk mengimpor kokain, dengan hadiah awal sebesar $15 juta yang kemudian dinaikkan menjadi $25 juta oleh pemerintahan Biden pada Januari 2025.
Selain peningkatan hadiah, AS juga dilaporkan mengerahkan tiga kapal perusak Angkatan Laut—USS Gravely, USS Jason Dunham, dan USS Sampson—ke perairan Karibia selatan sebagai bagian dari operasi antidrog Trump.
BACA JUGA:Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran Hebat di PLTN Milik Rusia
Menurut Reuters, kapal-kapal ini, yang membawa sekitar 4.000 personel termasuk 2.200 Marinir, diperkirakan tiba di dekat pantai Venezuela dalam beberapa hari. Namun, seorang pejabat Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa saat ini tidak ada kapal AS di wilayah tersebut, dan belum ada perintah resmi untuk menuju ke sana.
Menteri Luar Negeri Meksiko Claudia Sheinbaum menolak tuduhan AS yang mengaitkan Maduro dengan Kartel Sinaloa, menyatakan bahwa pemerintahannya tidak memiliki bukti atas keterlibatan tersebut. Sementara itu, Kuba mengutuk hadiah AS sebagai "tindakan agresi" terhadap Venezuela, dengan Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara tetangga.