Dokter Piprim Dimutasi ke RS Fatmawati, Staf RSCM Resah Antrean Pasien Jantung Anak Menumpuk!

Rabu 27-08-2025,08:21 WIB
Reporter : Hasyim Ashari
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Keputusan Kementerian Kesehatan untuk memutasi sejumlah dokter spesialis senior, termasuk Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), dari RSCM ke RSUP Fatmawati, menimbulkan keresahan dan kekecewaan di lingkungan internal Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Pemindahan Prof. Piprim, yang merupakan salah satu konsultan kardiologi anak (jantung anak) paling senior di Indonesia, dikabarkan telah meninggalkan lubang besar dalam pelayanan jantung anak di RSCM, yang selama ini menjadi pusat rujukan nasional untuk kasus-kasus paling kompleks.

BACA JUGA:Salah Kaprah! Kemenkes Jamin Ketua IDAI Bisa Layani Pasien Jantung Anak dengan BPJS, Tapi di RS Fatmawati

BACA JUGA:Daftar Kampus Swasta yang Masih Buka Pendaftaran Tahun 2025/2026, Masih Ada Kesempatan Kuliah

Para dokter spesialis jantung anak, Prof. Mulyadi, kemudian Dr. Sarah, Dr. Anissa, serta Dr. Rubby suasana kesedihan dan kekecewaan begitu terasa di kalangan staf medis, terutama di departemen ilmu kesehatan anak. Kehilangan seorang guru, mentor, dan klinisi sekaliber Prof. Piprim dianggap sebagai pukulan berat bagi tim yang tersisa.

"Keputusan mutasi yang terjadi bersifat sangat mendadak dan tanpa adanya diskusi kepada kami yaitu dengan divisi Kardiologi Anak FKUI RSCM. Dengan kepergiannya dr. Piprim saat ini di RSCM tersisa 4 spesialis jantung anak yaitu saya sendiri, Prof. Mulyadi, kemudian Dr. Sarah, Dr. Anissa, serta Dr. Rubby," ujarnya lewat sebuah video yang diterima tim redaksi Disway.id, Selasa 26 Agustus 2025.

"Hal ini tentunya menyebabkan kapasitas intervensi jantung anak berkurang antrian pasien sebagai panjang dan risiko perburukan pasien meningkat, khususnya pasien BPJS," tambahnya.

BACA JUGA:Ketua IDAI Dilarang Kemenkes dan RSCM Layani Pasien BPJS, Anak Penderita Jantung Harus Bayar Rp4 Juta

RSCM sebagai rumah sakit pendidikan dan rujukan utama setiap harinya menangani puluhan pasien anak dengan kelainan jantung bawaan (PJB) kritis dari seluruh Indonesia. 

Tim kardiologi anak yang solid dan berpengalaman adalah kunci keberhasilan penanganan. Dengan perginya Prof. Piprim, beban kerja para dokter spesialis jantung anak yang tersisa diperkirakan akan meningkat drastis, yang berpotensi memengaruhi waktu tunggu operasi dan kualitas pelayanan.

"Tenaga kami sudah sangat terbatas. Kehilangan satu orang senior saja dampaknya luar biasa. Kami khawatir ini akan berimbas pada antrean pasien dan kesinambungan pendidikan bagi para calon dokter spesialis jantung anak," tuturnya.

Di sisi lain, mutasi ini merupakan bagian dari program pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk pemerataan layanan dan penguatan rumah sakit vertikal lainnya.

BACA JUGA:Workshop Bikin Boneka di Jakarta Ini Bikin Healing Seru! Bisa Isi Aroma, Detak Jantung, Sampai Rekaman Suara

Penempatan Prof. Piprim di RSUP Fatmawati diharapkan dapat membangun dan memperkuat layanan kardiologi anak di rumah sakit tersebut, sehingga pasien tidak lagi menumpuk hanya di RSCM.

Meskipun tujuan pemerataan layanan tersebut dinilai positif, banyak pihak di RSCM yang menyayangkan prosesnya. Mereka berpendapat bahwa penguatan rumah sakit lain seharusnya tidak dilakukan dengan "mengosongkan" pusat keunggulan yang sudah ada, melainkan dengan menciptakan sistem regenerasi dan pendidikan yang lebih baik untuk mencetak lebih banyak spesialis.

Kategori :