Sementara itu, Ketua Yayasan Minang Bahari, Samsuardi, menilai program rehabilitasi ini tidak hanya memulihkan ekosistem, tetapi juga memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat pesisir.
“Kami melihat ada rasa memiliki dari masyarakat untuk menjaga laut. Rehabilitasi ini sekaligus membangun kesadaran kolektif terhadap pentingnya lingkungan sehat,” tuturnya.
Program rehabilitasi terumbu karang ini juga menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan kolaboratif dapat mempercepat pemulihan ekosistem laut.
Dengan keterlibatan banyak pihak, upaya ini berkontribusi dalam memperkuat strategi pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan.
BACA JUGA:Intip Profil dan Biodata El Putra Sarira Pemeran Rangga di Film 'Rangga & Cinta'
BACA JUGA:Liverpool Targetkan Pengganti Mohamed Salah, Arne Slot Ingin Rebut Malick Fofana dari Lyon
Keberhasilan rehabilitasi di Pulau Pieh diharapkan dapat direplikasi di kawasan konservasi lainnya.
Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan ekologi sekaligus meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir melalui pariwisata berbasis konservasi.
Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kesehatan laut, memperkuat perlindungan ekosistem, serta mewujudkan keberlanjutan ekonomi biru Indonesia.