Pidato Perdana Prabowo di PBB Jadi Momentum Diplomasi Indonesia Tunjukkan Kepemimpinan Global

Kamis 28-08-2025,18:38 WIB
Reporter : Khomsurijal W
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA - Pidato perdana Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Umum PBB ke-80, akan menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk menunjukkan peran pentingnya di panggung internasional. Bahkan, kehadiran Prabowo di forum dunia itu bukan sekadar seremoni, melainkan kesempatan emas untuk menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa besar dengan misi perdamaian, keadilan, dan kerja sama global.

Demikian rangkuman penilaian yang disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono dan anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Syahrul Aidi Maazat, dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema "Pidato Perdana Prabowo di PBB: Gagasan Global dan Diplomasi Nusantar", di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Dave menegaskan pidato Presiden Prabowo dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 23 September 2025 di New York, akan menjadi momentum strategis bagi Indonesia di panggung internasional.

Menurut Dave, kehadiran Presiden Prabowo di forum dunia itu bukan sekadar seremoni diplomatik, melainkan pernyataan strategis Indonesia dalam merespons perubahan tatanan global.

“Pidato Presiden bukan hanya simbolik, tetapi mencerminkan keberanian strategis Indonesia untuk tidak sekadar menjadi pendengar, melainkan tampil sebagai penyumbang gagasan dalam pembentukan tatanan dunia baru,” kata politisi Partai Golkar itu.

Ia menjelaskan, nilai-nilai nusantara seperti keseimbangan, kemandirian, dan solidaritas akan diusung sebagai landasan diplomasi Indonesia. Hal ini, menurutnya, penting di tengah ketegangan geopolitik dan krisis multilateral yang sedang melanda dunia.

Komisi I DPR RI, lanjut Dave, mendukung penuh kebijakan luar negeri Indonesia yang proaktif dan berdaulat. Ia menekankan pentingnya diplomasi digital, pertahanan, serta kerja sama strategis sebagai bagian dari narasi global yang akan dibawa Presiden di PBB.

“Demokrasi yang sehat harus mampu melampaui batas geografis, berbicara di forum internasional, dan menyuarakan keadilan, perdamaian, serta kemanusiaan. Itulah esensi dari diplomasi nusantara yang kita perjuangkan,” ujarnya.

Dave memastikan DPR RI ,khususnya Komisi I, akan terus mengawal agar gagasan global Indonesia tidak hanya berhenti sebagai wacana, tetapi juga menghadirkan dampak nyata. “Di era digital dan geopolitik yang kompleks, kehadiran Indonesia harus bermakna dan berbobot,” ucapnya.

Bawa Warna Baru Diplomasi

Kesempatan sama, Syahrul Aidi meyakinkan kalau pidato Prabowo di PBB akan membawa warna baru bagi diplomasi Indonesia. "Beliau akan menegaskan pentingnya solidaritas kemanusiaan di tengah tantangan global seperti krisis pangan, perubahan iklim, ketidakadilan ekonomi, hingga konflik geopolitik,” ujar Syahrul.

Ia menambahkan, diplomasi yang akan dibawa Prabowo disebut sebagai “Diplomasi Nusantara”, yakni mengedepankan musyawarah, keadilan, dan keseimbangan sebagai pondasi hubungan antarbangsa.

“Pidato perdana Presiden Prabowo akan menjadi tonggak sejarah politik luar negeri Indonesia. Kita hadir di tengah dunia bukan sekadar penonton, tetapi penentu arah peradaban global yang lebih adil dan manusiawi,” tegas anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS itu.

Karenanya, Syahrul optimistis, forum PBB akan menjadi ruang bagi Indonesia menunjukkan kepemimpinan moral, dengan menawarkan solusi berbasis kerja sama, bukan konfrontasi. Ia berharap momen ini ikut mendorong terciptanya perdamaian dunia yang berkeadilan. *

Kategori :