“Kapal-kapal tidak membawa narkoba seperti yang dituduhkan oleh pemerintah Amerika, penumpangnya bukanlah pengedar narkoba, mereka hanyalah pemuda miskin dari Amerika Latin yang tidak punya pilihan lain,” tambahnya.
BACA JUGA:Di Sidang PBB, Prabowo Targetkan Indonesia Bisa Capai Nol Emisi Karbon Sebelum 2060
BACA JUGA:Teknologi SHVS yang Bikin Suzuki New XL7 Hybrid Alpha Kuro Jadi SUV 7 Seater Paling Irit Dikelasnya
Komentar Petro muncul tak lama setelah Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengumumkan bahwa pemerintahannya sedang mempersiapkan serangkaian dekrit konstitusional untuk mempertahankan kedaulatan negara jika terjadi "serangan" dari pasukan AS.
Hanya sedikit detail yang diketahui tentang serangan mematikan tersebut, pemerintahan Trump yang pertama terjadi pada 2 September dan menewaskan 11 orang.
Para pejabat Amerika mengatakan bahwa sebuah kapal dan kapal lain yang menjadi target pada 16 September telah berlayar dari Venezuela dan 3 orang tewas dalam serangan kedua.
BACA JUGA:Cara Mendapatkan ChatGPT Plus Gratis atau Diskon untuk Pelajar
BACA JUGA:Javier Mascherano Buka Suara soal Rumor Pensiunnya Sergio Busquets di Inter Miami: Saya Cuma Baca
Pihak Trump membenarkan tindakan militer tersebut sebagai eskalasi yang diperlukan untuk membendung aliran narkoba ke Amerika Serikat.
Meskipun demikian pihak Amerika belum menjelaskan bagaimana militer menilai muatan kapal dan menentukan dugaan afiliasi geng para penumpang.
Para pejabat keamanan nasional Amerika memberi tahu anggota Kongres bahwa kapal pertama yang dievakuasi ditembaki beberapa kali setelah mengubah arah dan tampak kembali ke pantai.
BACA JUGA:Karim Benzema Susul Jose Mourinho, Bos Benfica Beri Lampu Hijau
BACA JUGA:Warga Indramayu Mulai Pilah Sampah dari Rumah, ISWMP Coba Hadirkan Perubahan dari Hulu ke Hilir
"Mereka mengatakan rudal-rudal di Karibia digunakan untuk menghentikan perdagangan narkoba. Itu adalah kebohongan yang dinyatakan di mimbar ini," kata Petro.
Sedangkan Maduro menuduh pemerintahan Trump menggunakan tuduhan perdagangan narkoba sebagai dalih untuk operasi militer yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahannya.