Dalam situasi itu, Garuda akan berhak menjadi juara Grup B berkat selisih gol yang unggul.
Jika Irak menang dengan selisih lebih dari satu gol, maka hitungan selisih gol semakin kompleks dan menarik.
Jadi, kemenangan besar atas Irak bukan hanya sekadar target, tapi juga keseharusan.
Ini bukan hanya soal angka, tetapi sekaligus menunjukkan bahwa skuad Garuda punya taji untuk terbang lebih tinggi.
BACA JUGA:Bung Kus Kecewa Banget Penampilan Lini Tengah Timnas Indonesia Buruk: Selalu Kalah Duel!
Patrick Kluivert Singkirkan Trio Bek Kokoh Ciptaan Shin Tae-yong, Jay Idzes Sampai Bentak Yakob Sayuri
Perubahan yang diharapkan menjadi pembeda ini ternyata tak lebih baik dari bek kokoh ciptaan Shin Tae-yong.
Seperti yang kita tahu, perubahan gaya permainan Timnas Indonesia di bawah arahan Patrick Kluivert menjadi sorotan tajam publik sepak bola Tanah Air.
Banyak penggemar mulai merasa ciri khas Garuda yang dibangun Shin Tae-yong selama bertahun-tahun, terutama pertahanan solid dan disiplin mulai memudar.
Kekalahan baru-baru ini bukan hanya soal angka di belakang skor, tapi menyingkap perubahan besar dalam filosofi bermain skuad Merah-Putih.
Meski sempat menekan di beberapa kesempatan, Timnas Indonesia terlihat kesulitan menjaga ritme dan kestabilan pertahanan sepanjang laga melawan Arab Saudi.
Patrick Kluivert lebih memilih formasi 4-3-3, dengan Yakob Sayuri, Kevin Diks, Jay Idzes, dan Dean James sebagai lini belakang.
Ditengah ada Joey Pelupessy, Marc Klok, dan Ricky Kambuaya. Sementara lini depan dipercayakan pada Miliano Jonathans, Ragnar Oratmangoen, dan Beckham Putra. Dibawah mistar gawang, Maarten Paes jadi kiper utama.
Formasi ini berbeda jauh dengan racikan Shin Tae-yong yang identik dengan tiga bek sejajar, 3-4-3 atau 3-5-2.
Di era Shin Tae-yong menghadirkan trio Jay Idzes-Rizky Ridho-Justin Hubner yang jadi benteng kokoh, bahkan mampu mencetak clean sheets melawan Arab Saudi dan Australia.