Berikut 5 provinsi dengan kasus penyakit serupa influenza tertinggi di tahun 2025, dimana data ini diambil dari minggu pertama sampai dengan minggu ke 39 tahun 2025.
Jawa Timur sebanyak 344.664 kasus, Jawa Tengah 174.058 kasus, Jawa Barat 171.198 kasus, Sumatera Utara 145.052 kasus dan Aceh dengan 48.589 kasus.
BACA JUGA:BNI Apresiasi Ketangguhan Skuad Muda Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championship 2025
BACA JUGA:OPM Kembali Berulah, Tembak Dua Prajurit TNI hingga Rampas Senjata
Imbauan dan Langkah Pencegahan Kemenkes
Menanggapi lonjakan kasus, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak menyepelekan gejala flu atau batuk pilek yang berkepanjangan. Langkah pencegahan menjadi kunci utama untuk menekan penyebaran, terutama bagi kelompok rentan.
1. Terapkan Perilaku Hidup Sehat:
- Masyarakat diimbau untuk kembali memperketat penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
2. Penggunaan Masker:
- Kemenkes sangat menganjurkan masyarakat yang sedang mengalami gejala batuk, pilek, atau demam untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah atau berinteraksi dengan orang lain, guna mencegah penularan.
3. Vaksinasi Influenza:
- Vaksinasi influenza direkomendasikan secara berkala, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan individu dengan penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes, asma, atau penyakit jantung. Vaksinasi menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko gejala berat dan komplikasi.
BACA JUGA:Reses Dana Anggota DPR Naik Rp700 Juta, Formappi: Pantas Gak Nangis Tunjangan Rumah Dipotong
BACA JUGA:Kegiatan Reses Anggota Dewan Diawasi dengan Aplikasi Khusus, Langsung Bisa Dievaluasi MKD
4. Isolasi Mandiri:
- Jika mengalami gejala flu yang signifikan, masyarakat dianjurkan untuk beristirahat dan melakukan isolasi mandiri di rumah. Segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat jika gejala memburuk atau tidak kunjung sembuh setelah beberapa hari.
Pihak Kemenkes memastikan terus memantau perkembangan kasus di seluruh daerah dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi, khususnya Jawa Timur, untuk memastikan ketersediaan obat dan kesiapsiagaan fasilitas layanan kesehatan dalam menghadapi peningkatan beban kasus.