Mereka khawatir PSSI lebih mementingkan branding dan popularitas dengan mendatangkan nama besar seperti Kluivert ketimbang melanjutkan pekerjaan fundamental yang sedang dibangun oleh Hector Souto.
Kritik La Grande Indonesia ini penting karena mereka menagih konsistensi. Buat apa kita punya pemain diaspora bagus kalau cetak biru jangka panjangnya diobrak-abrik setiap ganti pimpinan?.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Tak Punya Beban di Piala Dunia U-17, Lawan Zambia Penentu Nasib
Mereka takut PSSI kembali kebiasaan lama. Ganti pelatih, ganti sistem, ganti dir, dan kita kembali lagi ke titik nol.
Ini bukan lagi sekedar protes soal harga tiket. Ini adalah kritik cerdas soal visi.
Suporter kini menagih hal yang paling mendasar. Sebuah cetak biru yang konsisten untuk masa depan sepak bola kita.
Tentu perdebatan antara butuh nama besar atau butuh pekerja sistem di federasi ini akan selalu jadi topik panas di antara kita.
BACA JUGA:Endri Erawan Bantah Isu 10 Anggota Exco PSSI Setujui Kembalinya Shin Tae-yong Latih Timnas Indonesia
Fans Garuda di Qatar Meriahkan Dukungan Sampai Gemakan Indonesia Raya!
Ada pemandangan yang bikin kita merinding bangga. Pemandangan yang bikin bulu kuduk berdiri langsung dari Doha Qatar.
Ini bukan soal tim senior, tapi soal adik-adik kita, skuad Garuda Muda U-17.
Perjuangan mereka di Piala Dunia U-17 bahkan belum dimulai, tapi sambutan untuk mereka sudah terasa seperti sambutan untuk pahlawan yang baru pulang membawa trofi.
Skuad asuhan Nova Arianto akhirnya mendarah di Qatar untuk memulai perjuangan besar mereka di panggung dunia.
Yang bikin terharu, kedatangan mereka ternyata sudah ditunggu-tunggu oleh ratusan WNI dan para supporter diaspora yang tergabung dalam Garuda Qatar.
Ini bukan sambutan biasa, ini sambutan yang luar biasa meriah. Begitu para pemain dan official keluar dari pintu kedatangan di Bandara Internasional Hamad, bandara langsung bergemuruh.
Chants Indonesia dan lagu penyemangat termasuk Garuda di dadaku dinyanyikan tanpa henti oleh para supporter yang memadati area kedatangan.