"Surat Teguran itu hasilnya merekemondasikan agar pelaku ini dipindah ke sekolah lain. Tapi per tanggal 10 September dia mukul anak saya dua kali. Surat keputusan dari Dewan Guru itu di tanggal sekitar tanggal 20-an September, tapi orang tua pelaku itu menolak," imbuhnya.
BACA JUGA:Menarik! Momen Prabowo Ikut Belajar di Kelas SMPN 4, Pakai Smartboard Berbasis Digital
N kembali bercerita bahwa hasil surat teguran itu berujung pada pertemuan di bulan November. N bertemu dengan Principal Penabur dan orang tua EH menolak anaknya diberhentikan.
"Sampai akhirnya mereka bertemu tanggal 4 November, pertemuannya berlangsung tak begitu baik. Pertemuan di sekolah itu ya dia menolak untuk menolak hasil keputusan Dewan Guru dan TPPK," ungkapnya.
N juga merasa kecewa, meski sudah diberikan sanksi, EH, tetap bersekolah hingga berita ini diturunkan. Padahal hasil rapat dewan guru dan TPPK telah memutuskan EH dikeluarkan.
"Hari Jumat kemarin Minggu lalu itu 21 November EH menyentuh anak saya disenggol lagi Itu kebanyakan Kejadiannya di kelas. Kami sudah ke Sudin Pendidikan Jakarta Utara untuk mengadu, tetapi menurut dinas, Sekolah yang berhak memutuskan. Sementara, pihak sekolah bilang Dinas yang memutuskan apakah terduga pelaku dikeluarkan atau direkomendasikan ke sekolah lain," katanya.
Muncul Dugaan Beking Pelaku
N bercerita bahwa hingga saat ini, EH, masih bersekolah seperti biasa. Bahkan, EH diantar seorang oknum TNI AL hingga batas pengantaran.
N menduga, orang tua EH, cenderung tak menyesal atas perundungan yang mengancam psikis B.
BACA JUGA:Dosen UGM Ungkap Bahaya Rip Current yang Menggulung Nyawa Siswa SMPN 7 Mojokerto
"Ada beking atau apa saya rasa seperti itu ya terlalu kuat sampai sekolah itu, sampai detik ini sudah berproses hampir 3 bulan belum ada keputusan. Jadi kita ini sebenarnya digantung Digantung kayak gitu, anak dia bersekolah di sekolah kita dengan status yang tidak jelas. Dia sudah bukan siswa lagi."
"Dia bersekolah, dia membuli anak orang Dia tidak dapat hukuman Tidak mau menerima sanksi. Tapi kalau anaknya disenggol, Dia mati-matian orang tuanya Harus mengeluarkan surat peringatan Itu yang kami. Sedangkan korban ini bukan satu luar Korbannya itu sudah mungkin 20 orang," kata N.
Untuk mengkonfirmasi dugaan bullying di Lingkungan sekolah Penabur Intercultural School, Disway.id juga telah menghubungi Kepala Sudin Dikdas Wilayah 2 Jakarta Utara, Heni Nurhayani. Hingga Sabtu, 29 November 2025 siang, Heni belum memberikan jawaban.
Selain itu, Disway juga telah berupaya menghubungi Kepala Sekolah Penabur Intercultural School, Mahadewi A. Puspaningtyas. Hingga berita ditulis, Mahadewi juga belum merespons.