Kemenag Teguhkan Ekoteologi sebagai Gerakan Nasional Pendidikan Ramah Iklim

Rabu 03-12-2025,11:37 WIB
Reporter : Subroto Dwi Nugroho
Editor : Subroto Dwi Nugroho

BACA JUGA:Ganti Thrifting dengan Produk Lokal: Menteri Maman Pastikan Pedagang Tetap Untung

BACA JUGA:Tanggapi Penjarahan di Sibolga, Natalius Pigai: Itu Reaksi di Luar Kontrol, Negara Harus Introspeksi

Irina Vorobyeva dari Kedutaan Besar Rusia memaparkan pengalaman negaranya dalam membangun kesadaran lingkungan melalui kegiatan praktik, termasuk gerakan “Clean Games” yang melibatkan siswa dalam kompetisi memungut sampah secara kreatif.

Sementara itu, Mark Heyward dari INNOVATION menekankan bahwa guru memiliki peran strategis sebagai agen kasih sayang dan perdamaian, yang mampu menularkan semangat “Think Globally, Act Locally” kepada para pelajar agar isu global seperti perubahan iklim dapat direspons dengan tindakan nyata di lingkungan sekolah.

Sorotan besar juga muncul dari paparan Dr. Haidar Bagir yang menyampaikan pandangan sufistik mengenai alam sebagai ayat-ayat Tuhan.

Ia mengingat kembali pengalamannya saat mendirikan sekolah dan menolak penebangan pohon karena meyakini bahwa setiap unsur alam adalah makhluk yang bertasbih kepada Sang Pencipta.

Pandangan ini mengajak pendidik menumbuhkan spiritualitas ekologis dalam praktik pembelajaran.

Selain itu, Irfan Amali dari Peace Generation berbagi pengalaman inspiratif tentang pesantrennya yang telah enam tahun menerapkan konsep zero waste.

BACA JUGA:Kemenkes Tambah Bantuan Logistik untuk Korban Banjir Bandang di Sumatera

BACA JUGA:Perjuangan Atase Hukum Malaysia Tangani 150 WNI Terancam Hukuman Mati

Semua sampah dikelola menjadi kompos, pakan maggot, hingga bata plastik yang kemudian digunakan untuk membangun masjid—sebuah bukti bahwa pendidikan lingkungan dapat diwujudkan secara nyata, bukan sekadar konsep.

Melalui seminar ini, Kementerian Agama menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci untuk menumbuhkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kepekaan moral dan cinta yang tulus kepada alam semesta.

Gerakan pendidikan ramah iklim bukan sekadar program, melainkan ikhtiar jangka panjang untuk memastikan masa depan bumi tetap terjaga bagi generasi yang akan datang.

Kategori :