Menurutnya, bau sampah tak selalu tercium setiap waktu. Karena kata dia, faktor arah angin turut mempengaruhi.
BACA JUGA:Pemkot Tangsel Mulai Angkut Sampah Bertahap, Siapkan Solusi PSEL
BACA JUGA:Wuling Raih Breakthrough Digital Storytelling Heroes di Marketeers Digital Marketing Heroes 2025
Hanya saja tak sedikit keluhan selalu disampaikan pelanggannya. Alhasil, keadaan Tangsel darurat sampah ini, membuat pelanggannya untuk menghindari makan di tempat.
"Kalau bau itu kadang-kadang saja, tergantung angin. Tapi tetap cukup mengganggu konsumen yang lagi makan," ujarnya.
Dampak paling pelik bagi Agus adalah menurunnya omzet atau pendapatan harian antara 10 hingga 20 persen.
Sepanjang diwawancarai, Agus beberapa kali melihat panjangnya tumpukan sampah yang belum diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel itu sejak sepekan terakhir.
"Omzet jelas agak menurun. Mungkin sekitar 10 persen sampai 20 persen. Ini terjadi akhir-akhir ini, sekitar seminggu lebih," tuturnya.
Biasanya, kata Agus, sampah di lokasi tersebut hanya menumpuk pada malam hari dan sudah diangkut keesokan paginya.
"Biasanya malam numpuk, pagi sudah diangkut. Tapi sekarang ini sudah seminggu lebih masih numpuk saja," jelasnya.
BACA JUGA:TMMIN Gandeng PMI Pusat Salurkan Donasi Percepatan Pemulihan Korban Bencana Sumatera
BACA JUGA:Sebut Polres Tangsel Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg, Oknum Ormas Ini Dilaporkan ke PMJ!
Agus menambahkan, dirinya mengaku dua hari terakhir ini melihat truk-truk sampah mulai beroperasi untuk mengangkut sampah dari area dalam.
"Kalau yang di depan kita ini belum diangkut. Tapi kalau di dalam pasar kayaknya sudah mulai banyak yang diangkutin," bebernya.
Agus pun berharap agar permasalahan sampah tersebut segera ditangani agar lingkungan kembali bersih dan aktivitas perdagangan kembali normal.
"Harapan kita ya semoga sampah cepat diangkut, cepat teratasi. Biar kelihatan bersih, nggak bau, dan nggak ada keluhan lagi dari konsumen," harapnya.