Keduanya percaya bahwa pendidikan adalah keharusan, jalan untuk menjaga asa tentang sebuah negeri bernama Afghanistan yang damai, aman, dan sejahtera.
Semangat mereka adalah nyala kecil di tengah gelap, pengingat bahwa harapan tak pernah benar-benar padam selama keberanian untuk bermimpi masih ada.
Beasiswa dan Jalan Panjang ke Indonesia
Program beasiswa ini difasilitasi oleh Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Indonesia (LDKPI) atau The Indonesian Aid, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kabul serta Aga Khan Foundation di Afghanistan.
Inisiatif ini tidak sekadar menawarkan akses pendidikan, tetapi juga membuka ruang harapan bagi perempuan Afghanistan yang kehilangan hak dasar mereka untuk belajar dan bekerja.
Program tersebut secara khusus menyeleksi perempuan yang memiliki minat kuat, ketangguhan mental, serta kualifikasi akademik untuk menempuh pendidikan magister di Indonesia.
BACA JUGA:Fondasi Baru Perdamaian Dunia
BACA JUGA:'Menghidupkan' Warisan Gus Dur, Bolehkah dengan Melupakan Jejaknya?
Proses seleksi berlangsung ketat dan penuh tantangan.
Selain wawancara daring dan verifikasi akademik, para kandidat harus memperoleh izin keluarga serta persetujuan dari otoritas Taliban.
Pada tahun 2022, setelah melalui tahapan panjang tersebut, lima perempuan Afghanistan akhirnya diberangkatkan ke Jakarta.
Namun keberangkatan itu bukan perjalanan biasa.
Keterbatasan penerbangan dari Kabul membuat mobilitas mereka sangat rumit.
Bagi mereka yang tinggal di sekitar Kabul, masih tersedia jalur penerbangan menuju Dubai sebelum melanjutkan perjalanan ke Indonesia.
BACA JUGA:Elegi Lumpur di Hulu Bencana
BACA JUGA:Polemik PBNU: Pelanggaran Berat, Bukan Perselisihan