Silalahi Ande-ande
--
Ketika meninggalkan Sidikalang, Jumat pagi lalu, mobil saya dikawal pikap: isinya durian Dairi.
Kami pun menyusun jadwal perjalanan berikutnya. Utamanya di mana saja bisa berhenti mencicil menghabiskan durian di pikap itu.
Pemberhentian pertama: kampung Silalahi. Di tepi Danau Toba –nun di ujung barat danau sepanjang 110 km itu.
Perjalanan ke Silalahi mirip dengan perjalanan kami sehari sebelumnya. Yakni ketika kami ke patung Yesus di Sibea-bea. Untuk mencapai Silalahi kami harus menuruni gunung. Berliku. Dari ketinggian 1.600 meter ke 1.100 meter. Meliuk-liuk.
Mendekati tepian danau barulah datarannya agak landai. Mulailah terlihat bercuil-cuil tegal dan sawah. Lalu rumah-rumah kecil penduduk asli.
Inilah tepian Danau Toba sisi termiskin. Masuk Kabupaten Dairi. Petak sawahnya kecil-kecil. Secuil-secuil. Di sela-sela batu besar. Pun petak kebunnya. Penuh batu agak besar dan agak kecil.
Tanaman terlihat kurang subur. Mangga pun buahnya kecil-kecil –seperti tidak cukup hara untuk membuatnya sedikit lebih besar.
Itulah Desa Silalahi: dipercaya sebagai muasal marga Silalahi. Terjepit antara danau di depannya dan gunung terjal di belakangnya.
Kami berhenti di tepian danau. Di gasebo-gasebo sederhana milik sebuah restoran keluarga Mayjen Polisi Purn Sihaloho. Kami permisi makan durian di situ. Tentu kami tahu diri: harus memesan ikan bakarnya dan sambal khas Bataknya. Kami sarapan sambil menunggu datangnya waktu salat Jumat.
Ikannya segar: dari keramba nila di tepian Danau Toba. Terlihat begitu banyak keramba mengapung di situ.

--
Pemilik resto punya teknik sendiri untuk membuat ikan keramba itu gurih. Dia bisa menghilangkan bau lumpur di ikan bakarnya. Caranya: tiga hari sebelum dibakar, ikan itu disuruh puasa dulu. Cara berpuasanya: setelah diambil dari keramba ikan dimasukkan kolam air tawar. Tidak diberi makan apa pun selama tiga hari.
Dengan demikian nila tersebut menjalani detox selama tiga hari. Harapannya: sisa-sisa makanan keramba (pelet) terkuras habis dari perut dan ususnya.
Maka kalau semula kami memesan ikan bakar sebagai pematut untuk nebeng makan durian jadilah kebablasan. Ikan bakar itu ludes. Beserta sambal dan nasinya.
Akibatnya durian di pikap masih tersisa banyak. Harus menyusun jadwal baru di mana akan menghabiskannya. Perjalanan masih panjang. Masih banyak kesempatan untuk membuat jalan kenangan.
Desa Silalahi sungguh berbatu. Tidak mungkin menjadi sumber kemakmuran –pun di masa depan. Maka keramba ikan itu masih merupakan sumber penghasilan penting.
Memang keramba bisa mengancam kelangsungan alami Danau Toba. Tapi sebelum ditemukan cara menghapus kemiskinan di pinggirnya rasanya sulit melarangnya.
Memang ada sumber penghasilan lain: menenun ulos Silalahi. Saya mampir ke tempat penenunan binaan Pemkab Dairi. Menantu Pak Iskan sangat menikmatinya –lalu menambah koleksi tenun dan ulosnyi.
Tapi tenun tetap sulit mendapat tempat di tengah murahnya produk tekstil modern. Itu hanya bisa dipakai alat bertahan. Tidak bisa dipakai sebagai jalan menuju kemakmuran.
Kalau pun mereka masih tertolong oleh ulos itu karena pegawai Pemkab Dairi wajib seragam ulos Silalahi seminggu sekali.
Kampung Silalahi benar-benar terjepit antara danau dan gunung tebal di belakangnya.
Pemkab Dairi sudah mencoba mencari jalan keluar: menembus isolasi Silalahi dengan cara membangun jalan tembus menuju kabupaten tetangga di kanannya: Kabupaten Samosir.
Anda sudah tahu: Kabupaten Samosir tidak hanya pulau Samosir yang di tengah Danau Toba itu. Kabupaten Samosir juga mencakup wilayah di seberang pulau. Sibea-bea, lokasi patung Yesus tertinggi di dunia, tidak terletak di pulau Samosir, meskipun termasuk Kabupaten Samosir.
Maka Sibea-bea mestinya bisa ditembus dari Silalahi. Sama-sama di pinggir danau. Lokasinya bersebelahan. Sebenarnya Silalahi dan Sibea-bea itu ibarat ''masih jauh di hati tapi dekat di mata''. Hanya perlu jalan tembus di pinggir danau.
Jalan itu sudah dibuat oleh Pemkab Dairi. Sudah sampai di perbatasan Kabupaten Samosir. Tapi pihak Samosir belum membuat jalan tembus untuk menyambut sambungannya itu. Ibarat orang salaman, Dairi sudah mengulurkan tangannya. Hanya belum bersambut.
Tentu suka-suka bupati Samosir untuk menyambutnya atau tidak. Tidak banyak keuntungan didapat Samosir. Tapi bernegara tidak hanya soal untung dan rugi. Gubernur Sumut perlu turun tangan. Gubernur bisa mengoordinasikannya –sambil memberi sedikit dana pembangunannya.
Kalau jalan tembus itu tersambung, Silalahi bisa punya akses lebih baik ke Sibea-bea. Lalu bisa ke bandara Silangit lebih dekat.
Kalau tidak, maka akses keluar Silalahi hanya dua: ke Sidikalang dan ke Simalungun. Ke Sidikalang tidak akan dapat banyak manfaat. Ke Simalungun jauhnya bukan main. Harus menyusuri hampir separo tepian Danau Toba.
Saya menyusuri jalan berliku itu; melingkar-lingkar. Menuju Simalungun. Kadang Toba terlihat di sisi kanan. Indah dan damai. Kadang berubah, Toba terlihat di sisi kiri. Indah dan damai. Kadang Toba seperti persis di pinggir jalan. Indah dan damai. Kadang Toba terlihat seperti nun jauh di bawah sana. Indah dan teduh.
Sebelum ke Simalungun –dan sebelum salat Jumat di Silalahi– kami ke monumen leluhur mereka. Kami melewati pusat kampungnya: padat, miskin, dan tidak terawat. Masih terlihat rumah-rumah kuno yang asli Silalahi. Tapi sudah berimpitan dengan bangunan-bangunan semi permanen yang ditempel-tempelkan ke rumah adat itu.
Monumen Silalahi itu sendiri seperti tugu Monas di Jakarta. Lebih kecil. Lebih pendek. Lebih sederhana. Di puncaknya bukan emas 36 kg, tapi sesuatu yang asing di imajinasi saya.
"Itu melambangkan apa?" telunjuk saya menuding ke puncak monumen dan wajah saya menoleh ke Pak Camat di sebelah saya.
"Itu perlambang bunga pisang," jawabnya. Oh...jantung pisang. ''Ontong'' dalam bahasa Jawa. Maknanya: pisang itu terus beranak-pinak sampai turun-temurun. Begitu pula marga Silalahi.
Tapi Anda sudah tahu: ada dua pendapat soal siapa yang berhak menggunakan marga Silalahi. Di satu pihak hanya keturunan Silalahi Raja yang bisa bermarga Silalahi. Silalahi Raja adalah anak pertama sang pemula. Di pihak lain seluruh keturunan Silalahi Sabungan, sang pemula, boleh menggunakannya.
Tapi mereka rukun. Sama-sama menghormati leluhur mereka: Silalahi Sabungan. Di bagian bawah monumen digambarkan –lewat relief– perjalanan leluhur marga Silalahi di situ. Termasuk riwayat bagaimana sang Raja memilih istri.
Digambarkan: ada tujuh wanita muda dengan baju disingkap, seperti sedang menawarkan diri untuk bisa dikawini sang raja. Tapi sang raja justru memilih wanita yang tidak memamerkan kemolekan tubuh.
Tentu, melihat itu, pikiran saya melayang ke lakon Ande-ande Lumut di teater rakyat di Jawa. Wanita terpilih itu adalah ''pleting kuning'' dalam Ande-ande Lumut.
Tiap tahun, ada perjamuan besar di pelataran monumen itu. Penyelenggaranya delapan marga turunan Silalahi. Secara bergantian. Saya lupa yang mana saja delapan dari keseluruhan turunan Silalahi itu.
Meski desa miskin, saya pastikan Silalahi lebih terasa mewah dari rumah Anda. Seluruh rumah di Silalahi punya AC. Bahkan kandang hewan mereka. Kebun dan sawah mereka. Itu AC dari langit. Udara di Silalahi sangat sejuk –seperti di hampir keseluruhan tanah Batak. Cocok untuk makan durian. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 27 Desember 2025: Gembala Sudung
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
JALAN BERLIKU, PIKIRAN LURUS.. CHDI hari ini bukan sekadar kisah patung tertinggi, melainkan pelajaran bahwa akses boleh sulit, visi tidak boleh sempit. Menuju Sibea-bea jalannya berkelok, menurun, naik, bikin rem bekerja lebih keras dari otak sebagian pejabat pariwisata. Tapi justru di situlah pesannya: yang indah memang jarang lurus. Selama ini Danau Toba sering dijual lewat slogan, spanduk, dan seminar. Sibea-bea datang dengan pendekatan berbeda. Diam-diam kerja, tiba-tiba jadi kelas dunia. Tanpa jargon geopark, tanpa kata “berkelanjutan” yang diulang-ulang, hasilnya justru terasa berkelanjutan. Menariknya, ini wisata religi yang tidak eksklusif. Datang boleh beda iman, pulang tetap satu rasa. Yaitu kagum. Itu kualitas universal yang mahal. Bahkan patung mini 90 cm pun punya cerita global—sampai Vatikan. Kecil di ukuran, besar di makna. ### Kalau mau jujur, Sibea-bea seperti cermin. Ia bertanya pelan: mengapa yang begini baru ada sekarang? Jawabannya sederhana dan sedikit menohok. Ysitu karena tidak semua orang berani menuruni gunung dulu demi naik kelas kemudian.
Kujang Amburadul
Abah tu sama kayak kita. Gak pernah ikut merayakan Natal, Imlek, galungan atau apapun. Blio cuma ikut menyaksikan saja. Bedanya kita cuma lihat di tipi, blio lihat langsung. Dan. Ada di Redmi Note 13+ hehe..
Hasyim Muhammad Abdul Haq
Abah Dahlan ini memang aneh-aneh. Sudah tahu sering dituduh Konghucu, dituduh Buddha, dituduh kejawen, lha kok sekarang ikutan perayaan Natal dan foto depan patung Yesus segala. Bikin pusing yang sering ditanya agamanya Abah saja...
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@Bu Guru Ima.. Karena pak Sudung tidak pernah komen di Disway, maka ciba bantu jawab untuk dan a/n pak Sudung.. Pertanyaan bu Guru Ima itu wajar, karena yang dilakukan pak Sudung memang tidak biasa. 1). Ide patung datang dari iman dan lingkungan. Pak Sudung hidup di kawasan yang kuat tradisi Kristennya. Melihat lanskap alam yang tinggi dan terbuka, muncul gagasan menghadirkan simbol iman yang bisa dilihat dari jauh—bukan sekadar seni, tapi penanda spiritual dan harapan. 2). Pendanaan berasal dari gotong royong. Tidak ada investor besar. Dana dikumpulkan bertahap dari donasi jemaat, masyarakat sekitar, relasi pribadi, dan dukungan moral gereja. Pengerjaan mengikuti ketersediaan dana—pelan tapi jalan. 3). Bahan utama beton bertulang dan baja. Dipilih karena relatif mudah didapat, kuat, dan bisa dikerjakan dengan teknologi lokal. Dengan perawatan wajar, ketahanannya bisa puluhan tahun, bahkan lebih, seperti patung beton besar lain di daerah tropis. 4). Bagian tersulit adalah proporsi dan detail wajah. Wajah Yesus harus tegas tapi lembut, agung tapi manusiawi. Kesalahan kecil bisa mengubah makna. Selain itu, bekerja di ketinggian, cuaca, dan keterbatasan alat juga menjadi tantangan berat. ### Singkatnya: ini karya iman, bukan proyek instan.
Ima Lawaru
Yang jadi pirtinyiin setelah baca tulisan Abah di atas adalah... 1. Sudung menemukan ide membuat patung dari mana? 2. Pendanaannya dari mana? 3. Bahan yang dipakai apa saja? Ketahanannya berapa lama? 4. Yang tersulit di bagian mana saat pengerjaan patung Yesus?
Murid SD Internasional
Met pagi manteman perusuh. Met pagi guru-guruku yang super. Kudoakan pagi ini Pak Guru Liam Then suatu hari kelak dapat konsesi 2,7 juta hektar tambang batu bara kualitet premium. Kudoakan pagi ini Pak Guru Lagarenze dan Pak Guru Leong Putu suatu hari kelak dapat dus Redmi sepikap. Kudoakan juga Pak Guru Juve Zhang bisa menerbitkan 1 karya novel perjalanan masa muda berjudul "Pengembaraan Saya ke Tiongkok Awal 1980-an Tatkala Tiongkok Masih Bobrok dan Indonesia Melesat Unggul".
Wilwa
@rid. Silahkan surfing wikipedia dengan judul List of statues of Jesus. Sibea-bea tertinggi di bumi ini (61m). Kedua di Swiebodzin, Polandia 52,5 m. Ketiga di Manado 50 m. Walaupun yang kedua dan ketiga bisa tertukar kalau yang diukur tinggi “badan”nya. Yang ketiga tinggi badannya 33 m sedangkan yang kedua tinggi badannya 30 m. Yang keempat di Rio de Jainero yang tinggi badannya 30m
djokoLodang
-o-- Kristus Penebus Tahun saya 1989 saya ke Rio de Janeiro, dan sempat berkunjung ke Patung Kristus Penebus. Waktu itu masih yang tertinggi di dunia. Patung Yesus Sibea-bea (Samosir, Indonesia) jauh lebih tinggi (61 meter) dibandingkan Patung Kristus Penebus (Rio de Janeiro, Brasil, sekitar 38 meter), menjadikannya patung Yesus tertinggi di dunia saat ini. Keduanya sama-sama ikonik dengan pose tangan terbuka di puncak bukit. Yesus Sibea-bea menghadap Danau Toba, sedangkan Kristus Penebus menghadap kota Rio de Janeiro. --0-
djokoLodang
-o-- Smoke on the Water ... Setengah jam sebelum sampai ke patung ini pun Anda sudah mendapatkan pemandangan yang menakjubkan. Jalan berliku. Tebing dan jurang. Danau yang terlihat jauh di bawah sana. Semuanya indah. Serasa di Swiss. ... *) Jadi ingat "Smoke on the Water", lagu rock yang dirilis group band Deep Purple 1971. https://www.youtube.com/watch?v=GiUZOC21csM Makna lirik lagu "Smoke on the Water" oleh Deep Purple adalah tentang kejadian nyata kebakaran di Kasino Montreux, Swiss, pada tahun 1971, saat band tersebut sedang merekam album Machine Head di dekat Danau Jenewa. Liriknya menggambarkan peristiwa saat api membakar kasino selama konser Frank Zappa, membuat asap membumbung di atas air danau, menjadi inspirasi lagu rock klasik ini. Ringkasan Cerita di Balik Lirik: "We all came out to Montreux": mengacu pada kedatangan Deep Purple di Montreux, Swiss, untuk merekam album. "On the Lake Geneva shoreline" "Fire at the casino" "Frank Zappa and the Mothers / were at the best show of the year": Konser Frank Zappa yang sedang berlangsung saat kebakaran terjadi. "Smoke on the water, fire in the sky": Gambaran visual asap di atas danau dan api di langit. "We've got to leave right away": Evakuasi yang terjadi akibat kebakaran. "Flying through the rain": Perjalanan mereka mencari tempat baru untuk merekam, akhirnya menemukan tenda tua di tepi danau (Grand Hotel). --0-
Murid SD Internasional
Injil Matius 23:23 Yesus bersabda: "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, orang munafik! Sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan, tetapi kamu mengabaikan perkara-perkara yang lebih penting dari hukum Taurat, yaitu (yang pertama) menegakkan keadilan..." Sebelum "love / compassion / belas kasih", ternyata Yesus menegaskan "justice / keadilan" terlebih dulu.
djokoLodang
-o-- ✨ Selamat Natal 2025 & Menyongsong Tahun Baru 2026 ✨ ~ Mari kita kembali berjalan bersama-Nya— membuat-Nya tersenyum lewat kasih, kepedulian, dan pengabdian nyata. ~ Mari kita memikul salib kehidupan dengan kesadaran, menyebarkan damai, harapan, dan harmoni bagi keluarga, sesama, dan dunia. ~ Semoga Natal ini menghadirkan terang di hati, dan Tahun Baru 2026 membuka langkah baru menuju kehidupan yang lebih penuh makna. *) Be joyful and share your joy with others -0--
Murid SD Internasional
Setiap kali aku menemukan pohon tinggi besar dan rimbun, selalu langsung kudekati ia, kusentuh ia lembut dan kusapa: "Hai pohon! Makasih yaa, udah kokoh berdiri, udah ngasih kami udara sejuk tanpa henti, udah beri kami keteduhan tatkala terik siang hari, dan udah puluhan tahun nahan kami dari banjir dan longsor selama ini". Lalu suatu hari pohon tinggi besar tersebut dibunuh dengan cara keji. Ada bekas gergaji. Dan serbuk-serbuk kayu di sana-sini. Di depan pohon besar yang dipotong-potong tanpa perasaan dan tanpa hati tersebut aku berlutut, dengan mata berembun, dengan bibir menggigil, sembari perlahan kujulurkan jemari ke bagian di mana bukan lagi ia dipatahkan tapi dipungkas habis sehingga ia yang tadinya menjulang tinggi kini hanya tinggal lima atau sepuluh senti: "...bagaimana ini? kamu tidak akan pernah bisa tumbuh lagi hingga tiga puluh atau lima puluh tahun ke depan ke bentukmu yang selama ini kokoh tinggi besar berdiri..." "Pohon besar itu kami tebang agar tidak menjadi sumber kemusyrikan. Akidah umat harus kami jaga". Demikian ucap seorang paruh baya dengan jenggot menjuntai hingga ke dada. Aku bersyukur, tahun ini Kerajaan Saudi Arabia memaklumatkan ancaman pidana 10 tahun subsider denda 30 juta riyal atau setara Rp113 miliar kepada siapa saja yang punya nyali menebang 1 pohon di seluruh wilayah Kerajaan Saudi. Aku juga bersyukur, di Tanah Pasundan Jawa Barat, muncul seorang Gubernur yang murka ketika alam dirusak dan pohon ditebangi.
Murid SD Internasional
Injil Matius 23:23 Yesus bersabda: "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, orang munafik! Sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan, tetapi kamu mengabaikan perkara-perkara yang lebih penting dari hukum Taurat, yaitu (yang pertama) menegakkan keadilan..." Ternyata sebelum "love / compassion / belas kasih", Yesus menekankan "keadilan / justice" terlebih dulu. Law before love. Itulah ajaran dari Guru yang sejati. Bahwa kehidupan memerlukan keteraturan. Dan keteraturan hanya bisa diwujudkan dari hukum law of justice yang benar-benar ditegakkan.
Taufik Hidayat
Nama Sibeabea baru kali ini saya dengar. Maklum sudah lama gak ke danau Toba, terakhir sekita 6 tahun lalu dan sempat menginap di Simalem atau Simalemmalem. Nama tempat pakai kata sandang Si memang sangat khas di Sumatera Utara. Saya ingat pertama kali ke danau Toba thn 1995 dan sempat ditunjukan air terjun Sipisopiso oleh sopir dari kejauhan. Juga tidak lupa dengan kota Siborong-borong di Silangit. Ternyata nama berulah ini bukan gaya ada di kawasan danau Toba. Ingat di Cebu, Filipina ada patung Lapulapu. Di rotoroa Filipina ada desa namanya Wakharewarewa. Pernah foto di depan kantor posnya thn 1988 dulu banget. juga di tengah samudra Pacific di French Polinesia ada tempat wisata terkenal Borabora. Lalu kalau cerita soal patung di atas bukit selain di Rio tentu jangan lupa yg di Dili warisan Suharto buat Timor Leste. Namun yang saya inga koq patung ibunda Yesus yaitu Bunda Maria yang ada di Bukit San Cristiobal di Santiago de Chile . Untuk naik ke atas kita bisa naik furnicular dan /atau telerefico Asyiknya lagi kalau sudah tercera edad (lansia) akan dapat diskon khusus . .
Juve Zhang
India dengan 1,5 milyar penduduk....anda lihat tes masuk untuk bekerja.... lowongan yg ada 186 karyawan yg ikut tes 8500 orang gaji sebulan 3,3 juta Rupiah....tes menulis diadakan di lapangan terbang terbuka....duduk bersila di aspal runway sambil mengisi lembaran ujian....sangat hemat dan sangat gila panas nya aspal runway.... itulah negara India dengan bonus demografi anak muda 50% dibawah 25 tahun..... mereka tidak malu mengatakan banyaknya pengangguran.....memang nyata dan ada....
Jokosp Sp
Di Kultum pagi ada jamaah yang nanya ke Pak Kiai : Pak Kiai orang yang ke mana-mana bawa keris, atau mandau itu tidak musrik/syirik ndak?. "Kenapa kamu mempermasalahkan yang seperti itu?. Kamu percaya dengan kekuatan lain?". "Aku tanya, orang kota yang di dompetnya selalu bawa Kartu ATM ada masalah tidak?. Anak-anak sekarang kalau tidak bawa HP masalah tidak?". Masalah Pak Kiai....... jamaah koor menjawab. "Itu artinya zaman dan kebutuhannya saja yang sudah berbeda. Intinya itu jadi masalah justru kalau tidak bawa". Kalau saya tidak pernah bawa Kartu ATM di dompet Pak Kiai. "Itu pasti kamu masuk di golongan kaum ISTI. Tau apa itu ISTI?". Tidak Kiai. "Ikatan Suami Takut Istri......". Jamaah tertawa semua. "HP ada aplikasi Q-Ris atau Dana?". Ndak tau Kiai. "Yo wis lah nerimo saja ing pandum kamu jadi suami. HP kok cuma bisa SMS. Kuno banget kayak jalan pikiranmu". Jamaah kembali dibuat tertawa..........
Prieyanto
Membaca cerita melatih imajinasi, pemikiran abstrak dan koneksi otak. Menonton video lebih sensorial dan emosional, tetapi kurang menstimulasi kreativitas.
Wilwa
Kalau bicara soal patung tertinggi maka justru patung non keagamaan yang tertinggi yaitu patung Vallabhbhai Patel pahlawan nasional India di Sardar Sarovar Dam, Gujarat, India yang tinggi totalnya 240m sedang tinggi badannya 182m. Selesai dibangun 2018. Search wikipedia: List of tallest statues. Kedua adalah patung Buddha Vairocana di Lushan, Henan, Tiongkok (tinggi badan 128m, keseluruhan 208m, selesai dibangun 2008). Ketiga: patung Buddha Gautama di Myanmar (115m/129m, 2008). Keempat: patung Shiva di Nathdwara, Rajasthan, India (106m/112m, 2020). Kelima: patung Buddha Amitabha di Ushiku, Jepang (100m/120m, 1993). Keenam: Patung Guan Yin/ Kwan Im di Changsha, Hunan, Tiongkok (99m/99m, 2009). Ketujuh: Patung Bunda Maria di Pagkilatan, Batangas, Filipina (98m/98m, 2021). Dan seterusnya. Di urutan ke-17 ada Garuda Wisnu Kencana di Bali (76m/122m, 2018). Di urutan ke-21 ada Confucius/Konghucu di Qufu, Shandong, Tiongkok (72m/72m, 2016). Anyway, patung Buddha di Bamiyan, Afghanistan yang dihancurkan Taliban tahun 2001 tingginya 55m dibangun tahun 554.
Kujang Amburadul
Di Mekah tentu ada jalan lingkar yg lokasinya memutari Ka'bah. Kalau kita sudah niat untuk tawaf dan memutari Ka'bah lewat jalan itu dng naik mobil 7x, apa sah tawafnya? Cuman nanya aja.
ra tepak pol
Alhamdulillah 'ala kulli haal ❤️❤️❤️ ☝️☕️☕️☕️☕️☕️ ngopi time sedulur perusuh Foto Abah DI mendorong kursi roda Menantu Pak Iskan di tempat wisata ini sudah menjadi kewajiban karena tak ada petugas terlatih pendorong kursi roda seperti di bandara. Selamat mendorong Abah DI dan jaga kesehatan. Ada satu tempat ibadah istimewa yang didalamnya Abah DI diperbolehkan mendorong sendiri Menantu Pak Iskan berkeliling naik kursi rodanyi, lokasinya di lantai 2 dengan mendorong cepat sambil berlari ± 1 jam untuk menyelesaikan 7 putaran tawaf (kalau Abah DI tak kuat, dapat memakai jasa petugas berseragam rompi khusus), atau sewa kursi roda elektrik, atau skuter listrik atau mobil golf. Pilihan lain Abah DI dapat bersantai 7 putaran tawaf waktunya lebih dari 1 jam yaitu di rooftop. Kursi roda tidak diperbolehkan dipakai tawaf di lantai dasar karena alasan keamanan dan kenyamanan... Semoga perjalanan ibadah Umrah keluarga Abah DI di Masjidil Haram Makkah nanti aman selamat lancar dan barokah... aamiin
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
NAPAK TILAS, AUDIT, DAN JANJI YANG BELUM LUNAS.. Di masa muda, sekitar tahun 70-an sampai awal 90-an, saya ini auditor keuangan perusahaan yang wilayah operasinya ada dari Sabang sampai Jayapura. Hampir semua ibu kota provinsi pernah saya singgahi. Karena, masih zaman serba manual. Satu kantor wilayah usaha bisa tiga minggu diaudit. Lama? Iya. Membosankan? Tidak juga. Soalnya hari Minggu selalu saya manfaatkan untuk “inspeksi lapangan” versi pribadi, yaitu wisata. Pantai, gunung, pasar, sampai sudut kota yang tak ada di laporan audit. Semua saya icatat rapi—bukan di kertas kerja, tapi di ingatan. Sekarang, setelah berkeluarga, beberapa tempat sudah saya ulangi bersama istri sebagai napak tilas. Biar adil. Tapi terus terang, masih ada dua “utang perjalanan” yang belum lunas. 1). Pertama, Sumatera Utara, lengkap dengan Danau Toba. Menurut saya, paket lengkap keindahan—alam, budaya, dan rasa tak ingin pulang ada di sana. 2). Kedua, Maluku, khususnya Ambon. Itu wilayah penempatan lama saya, zaman masih noroyono dan penuh cerita dan cinta. ### Tapi mohon ini dirahasiakan ya. Jangan sampai istri tahu baca. Biar jadi surprise kami..
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
PERCAKAPAN DI BALI.. Orang Betawi: “Pak, di sini banyak patung ya.” Orang Bali: “Itu pathung.” Orang Betawi: “Patung, Pak.” Orang Bali: “Pathung. Sama.” Orang Betawi: “Kok beda nyebutnya?” Orang Bali: "Kita beda lidah pak.." ### Beda pengucapan. Sama arti.
Murid SD Internasional
Di kitab suci al-Qur'an surat Saba ayat 13, malah disebutkan kalau Nabi Sulaiman memerintahkan para jin agar membuatkan beliau patung-patung. Nah, untuk apa seorang Nabi memerlukan patung? Apakah untuk disembah? (bertanya dengan nada lembut juga)
yea aina
Semasa SD, Sudung kecil jadi penggebala sapi. Sejak SD ia berlatih tanggung jawab terhadap 10 sapi bapaknya. Pagi hari melepas sapi-sapi ke padang rumput. Sore hari harus mencari, karena sapi-sapinya saling berpencar. Menggembala hewan ternak, bisa melatih tanggung jawab, kesabaran sekaligus kepemimpinan. Penggembalaan ketika kecil, seperti menempa seseorang untuk memimpin di masa depan. Beda kualitas dengan kepemimpinan seorang "pewaris", yang bisa menjadi sesuatu karena pengaruh kekuasan pendahulunya. Di sini masih marak kepemimpinan turun temurun. Ada wapres dan menko karena "cawe-cawe" bapaknya, gubenur karena menantu mantan atau ketua dewan karena pengaruh politik emaknya. Dengan rekam jejak kemampuan memimpin yang minim, jangan heran kalau mereka hanya jadi pemimpin simbolis saja. Seperti patung. Jabatan boleh setinggi plafon, tapi kepemimpinannya masih didikte pendahulunya yang pernah jadi sesuatu. Para pengguna "sendok perak", memang belum pernah makan pakai tangan. Mumbul muluk tanpo tau mangan muluk.
Liáng - βιολί ζήτα
Tuhan melarang penggunaan patung-patung dalam penyembahan kepada-Nya dalam Perjanjian Lama (Keluaran 20:4–5). Apa pun pandangan seseorang tentang patung Yesus yang besar, menyembah atau berdoa kepada patung semacam itu adalah dosa. Tuhan itu transenden; artinya, Dia "lain dari" ciptaan-Nya. Ini berarti gambar apa pun yang kita buat akan menjadi gambaran yang tidak memadai. Yang ilahi tidak dapat diwakili dengan baik dengan imajinasi manusia. Satu masalah yang jelas adalah bahwa kita tidak benar-benar tahu seperti apa rupa Yesus. Alkitab tidak memberikan gambaran fisik tentang Tuhan. Pria yang lembut dan tampak damai yang biasa kita lihat dalam gambaran Barat tentang Kristus hanyalah sebuah ide yang diciptakan tentang bagaimana rupa Yesus. Karena Alkitab tidak memberikan rincian spesifik tentang penampilan Yesus, maka gambaran atau kemiripan apa pun hanyalah sebuah tebakan. Pertimbangan yang paling penting dalam masalah patung-patung besar Yesus adalah apakah kita menggunakannya sebagai berhala atau tidak. Menggunakan patung sebagai objek penyembahan - atau untuk memfokuskan penyembahan seseorang - adalah salah. Alkitab tidak memberikan izin kepada kita untuk menyembah Tuhan melalui patung-patung, bahkan di bawah Perjanjian Baru.
Liáng - βιολί ζήτα
Mbak Wikan Kristy - seorang perawat (bidan) menyanyikan lagu How Great Thou Art dalam 3 bahasa (Jawa, Indonesia dan Inggris) sangat-sangat baik sekali..... https://youtu.be/mfhxNZba9EM?
Juve Zhang
@murid SD.... terlalu banyak memori internal hilang maklum sudah 4 dekade lewat....cuma emang Tiongkok itu keajaiban dunia ke 12....saya ingat Mentri Moerdani bilang Tiongkok sangat miskin itu di Kompas dan saya masih bocah dan ingat kelak kerja punya duit mau keliling hampir 2 bulan keliling Tiongkok kala mereka miskin dan melarat.....sebuah pengalaman sekali seumur hidup.....sangat seru lah zaman dahulu....
Juve Zhang
Zaman bocah masuk SMP negeri semua muslim yg non cuma 3 butir....kami belajar agama Islam full 3 tahun.....wkwkqk... pengalaman sekali seumur hidup....makanya kalau main ke mesjid Al Jabbar saya selalu dipanggil pak Haji....ini pengaruh 3 tahun mendalami buku pelajaran Islam Luar Biasa....zaman Majapahit kita urus sendiri SMP bahkan SMA pindah provinsi masih ngurus sendiri.... Ortu zaman dahulu gak peduli kita sekolah dimana bagi raport saya ambil paling akhir minta langsung.....wkwkw... ortu zaman Majapahit gak urusan sama sekolah kuliah dll....urus dirimu sendiri... gitu simpel...makanya lulus universitas kerja 4 tahun sudah diganjar bonus rumah di jakarta alasan bos Anda urus semua yg rumit rumit sendiri gak minta bantuan ke pusat Jakarta....anda luar biasa Cuan koer koper koper.....wkwkwk....saya jadi bos proyek gak korupsi dan semua persoalan rumit beres ditangani....itu mungkin pelajaran berharga ortu zaman Majapahit gak ngurus kita ....kita urus sendiri.... terserah mau sekolah dimana urusan mu ....asalnya jangan jadi pecandu narkoba dan gangster jalanan.....wkqkq
Jokosp Sp
HAUL GUS DUR YANG KE 16. Catatan dari Prof Mahfud MD mengungkapkan bahwa fiqih siyasah wa dusturiyah (pemahaman politik dan konstitusi) merupakan azas pemikiran dan langkah Gus Dur membangun Indonesia dengan demokrasi. Menurutnya negara adalah alat perjuangan, sedangkan sistemnya boleh apa saja yang cocok untuk suatu bangsa. Negara itu harus ada dan pasti ada, tidak ada dari kita seorangpun yang tidak bernegara. Yang artinya setiap orang pasti berpolitik, karena negara adalah organisasi politik tertinggi yang dimiliki suatu bangsa. Dalam sudut pandang fiqih, demokrasi yang dipilih oleh Gus Dur adalah sebagai jalan perjuangan berdakwah, membangun bangsa dan bernegara berasas pada dasar-dasar yang kuat. Gus Dur juga menekankan tigal hal : pertama liberte, bahwa setiap warga negara punya kebebasan yang sama di negara demokrasi. Ke dua egalite, yaitu kesamaan kedudukan di depan hukum dan pemerintahan. Ke tiga fraternite, yang artinya keadilan sosial. Gus Dur juga mendukung adanya pluralisme, sebuah kepercayaan bahwa perbedaan merupakan fakta yang diciptakan Tuhan. Sehingga perbedaan itu harus dihormati. Satu pertanyaan ke Gus Dur ketika itu, kenapa Indonesia tetap seperti ini saja?. Tetap saja jadi negara yang tidak pernah maju. Negara yang katanya kaya. Apa jawabannya " kalaupun setiap warga menyumbang 1,000 rupiah setiap hari dari 250 juta penduduknya itu bisa. Namun siapa yang akan bisa pegang uangnya?. Tidak ada satupun pejabat yang bisa diberi kepercayaan. Koruptor semua".
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 119
Silahkan login untuk berkomentar