Luapan Sungai Mahakam Merendam 1.722 Rumah Warga Kota Samarinda
Meluapnya Sungai Mahakam mengakibatkan banjir yang merendam 1.722 rumah warga di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis 24 pukul 20.00 WITA.-BPBD Samarinda-
SAMARINDA, DISWAY.ID--Meluapnya Sungai Mahakam mengakibatkan banjir yang merendam 1.722 rumah warga di Kota SAMARINDA, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis 24 pukul 20.00 WITA.
Banjir ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur dengan durasi yang cukup lama. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda melaporkan banjir melanda lima wilayah Kecamatan.
Adapun lokasinya meliputi Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Palaran, dan Kecamatan Sambutan.
BACA JUGA:Malam Ini Giliran Gunung Semeru ’Batuk-batuk’, Tercatat 12 Kali Letusan
Berdasarkan hasil asessement sementara Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Samarinda mencatat sebanyak 3.208 KK/13.447 jiwa terdampak banjir. Sementara itu, terpantau tinggi muka air saat ini berkisar 5-60 sentimeter.
"Informasi ini terus diperbarui dan dilakukan pendataan lebih lanjut dilokasi kejadian," terang Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima Disway.id.
BPBD Kota Samarinda melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait guna melakukan asesmen, pemantauan dan penanganan darurat bagi warga terdampak.
BACA JUGA:5 Kali Gempa, Merapi Muntahkan Lava Disertai Awan Panas
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Samarinda berpotensi mengalami hujan ringan hingga Jumat 25 Maret 2022.
BNPB menghimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi risiko bahaya bencana hidrometeorologi.
Upaya mitigasi dapat dirumuskan secara mendalam sehingga terbentuk upaya jangka panjang dan jangka pendek agar kejadian banjir ini tidak berulang.
"Salah satunya upaya pencegahan deforestasi secara besar-besaran terus diperkuat agar fungsi lahan maupun hutan dapat dikembalikan sebagai daerah penyerapan air yang optimal," terang Abdul Muhari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bnpb