Riau Satu

Riau Satu

Kalau saja tidak ada unsur korupsinya. Kalau saja niatnya tulus. Saya harus angkat topi. Skema PLTU Riau-1 itu sangat bagus. Baguuuuuuus.

Semua pihak diuntungkan. BUMN/PLN diuntungkan: punya saham mayoritas (51 persen) hanya dengan setor uang kontan 10 persen.

Negara diuntungkan: mendapat sumber listrik murah. Hanya 5,6 cent dolar/kWh (Bandingkan solar cell sekitar 12 cent dolar).

Pengusaha diuntungkan: dapat proyek. Lebih diuntungkan lagi: tambang Batu baranya di Peranap (Riau) laku.

Simaklah uraiannya berikut ini. Sedikit agak teknis. Jangan dibaca di saat lapar puasa mencapai puncaknya.

Pertama: soal saham.

Saya awalnya ragu. Mana ada pengusaha swasta yang mau minoritas (49 persen) tapi harus setor 90 persen. Mana ada perusahaan swasta yang berpartner dengan anak PLN yang partnernya itu hanya setor 10 persen. Mana ada bank yang mau memberikan pinjaman dengan skema saham seperti itu.

Ternyata ada. Contohnya PT Samantaka. Anak perusahaan Black Gold. Milik Johannes Kotjo dan Setya Novanto itu.

Tentu Samantaka hanya setor 49 persen. Sesuai porsinya. Lalu Samantaka harus meminjami anak perusahaan PJB (PJB anak perusahaan PLN) sebesar 41 persen. Betul. Itu bukan setoran. Itu pinjaman. Disebut pinjaman modal dari pemegang saham. Shareholder loan.

Yang saya harus salut pada Dirut PLN Pak Sofyan Basyir adalah: pinjaman itu bunganya hanya 4,125 persen. Dalam dolar. Murah sekali. Bunga komersial saat ini sekitar 6-8 persen.

Sampai di sini kepintaran Pak Sofyan ada dua: bisa dapat saham mayoritas dan bisa dapat pinjaman modal dari partner dengan bunga murah.

Besarnya bunga itu sesuai dengan bunga obligasi yang diperoleh PLN dari pasar uang global. Global bond.

Mengapa Samantaka mau?

Skema berikut ini yang semula otak saya tidak sampai. Otak saya terlatih untuk berpikir sederhana. Tidak mau ruwet-ruwet. Tapi sebenarnya ini juga tidak ruwet. Ini sangat biasa terjadi di pasar uang. Biasa sekali.

Semua ini karena Samantaka memiliki tambang batu bara. Lokasinya di Peranap. Semua pelaku batu bara tahu: di Riau tidak ada batu bara yang bagus. Tidak seperti di Kalimantan atau Sumsel.

Batu bara di Riau kalorinya rendah. Sekitar 3.000 kalori. Tingkat abunya juga tinggi. Dan kadar airnya luar biasa.

Tambang batu bara seperti ini sulit dipasarkan. Di tambang sendiri biaya tambangnya mahal. Harga jual batu baranya murah.

Hanya jagoan sekelas Johannes Kotjo yang bisa melihat lubang seperti ini. Atau jagoan sekelas Setya Novanto. Bayangkan: dua jagoan itu berkumpul di Samantaka. Kalau dua jenis manusia seperti itu kawin pastilah bisa lahir ide seruwet apa pun.

Samantaka mengajukan izin. Agar ditunjuk oleh Dirut PLN untuk membangun PLTU di mulut tambang itu.

Menurut aturan, PLN hanya boleh menunjuk anak perusahaannya sendiri. Tidak boleh menunjuk swasta. Kalau swasta mau ikut harus lewat tender.

Keluar ide: Samantaka bergabung ke cucu perusahaan PLN. Sebagai minoritas (49 persen). Cucu perusahaan PLN itulah yang ditunjuk langsung untuk membangun PLTU. Dengan perjanjian PLN akan membeli listriknya. Selama 30 tahun. Dengan harga 5,6 cent dolar tadi.

Syaratnya: Samantaka harus meminjami cucu perusahaan PLN sebesar 49 persen dari modal. Dengan demikian si cucu hanya setor 10 persen dapat saham 51 persen.

Cucu PLN tidak punya uang kalau harus setor 51 persen. Untuk setor 51 persen diperlukan uang sekitar Rp 1,2 triliun.

Dari hitungan itu berarti Samantaka ini uangnya luar biasa banyak. Untuk setorannya sendiri (49 persen) kira-kira Rp 1,2 triliun. Untuk meminjami cucu PLN kira-kira Rp 1 triliun.

Dari mana dapat uang sebanyak itu? Harus kontan pula?

Lahirlah ide hebat berikutnya:

Samantaka diakui sebagai anak perusahaan Black Gold. Yang statusnya perusahaan publik di Singapura.

Dengan status seperti itu maka bila surat penunjukan PLN ditandatangani harga saham Black Gold akan melonjak. Apalagi kalau perjanjian jual beli listrik (PPA)-nya juga sudah ditandatangani.

Dua-duanya sudah ditanda tangani.

Dengan dua surat itu nilai tambang yang sulit mau diapakan tadi menjadi black gold. Batu baranya langsung laku selama 30 tahun. 

Harga sahamnya langsung melejit. Mestinya. Nilai kenaikan harga saham Black Gold di pasar modal Singapura itu sudah cukup untuk menutup yang triliun-triliun tadi.

Belum lagi harga saham yang sudah tinggi itu masih bisa dijaminkan ke bank. Untuk kredit jenis ini perusahaan bisa mendapat fasilitas bunga murah di Singapura. Hanya sekitar 2 persen. Kalau sebagian uang pinjaman itu dipinjamkan ke cucu PLN dengan bunga 4,125 persen masih dapat untung lagi dari selisih bunga itu.

Semua itu bagus. Pintar. Hebat. Tidak ada yang melanggar hukum. Menguntungkan semua pihak.

Kalau lancar.

Kalau tidak terjadi apa-apa.

Kalau tidak ada niat buruk di baliknya. 

Kalau tidak ada bukti sosok-menyogok.

Kalau Tuhan merestui. 

Tapi ada KPK.(Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 156

  • Toto
    Toto
  • uli
    uli
  • Moch Safrudin
    Moch Safrudin
  • Harun Sohar
    Harun Sohar
  • Nova Koernain
    Nova Koernain
  • Missi
    Missi
    • Fendy
      Fendy
  • maspri.id
    maspri.id
  • Hadi
    Hadi
  • Ahmad Najamuddin /rozak
    Ahmad Najamuddin /rozak
  • Sofyan Adi
    Sofyan Adi
  • tetryanjuno
    tetryanjuno
  • surya budiman
    surya budiman
  • Ferdy
    Ferdy
    • Alvaro Lumajang
      Alvaro Lumajang
  • Djatmiko
    Djatmiko
  • mulyadi
    mulyadi
  • DN.andi
    DN.andi
  • Nurkolis
    Nurkolis
  • santosa
    santosa
  • Jilal Mardhani
    Jilal Mardhani
  • ibnu shonn
    ibnu shonn
  • sri dewi
    sri dewi
  • Agus Agus
    Agus Agus
  • Msbi
    Msbi
    • Msbi
      Msbi
    • Msgh
      Msgh
  • Rudianto
    Rudianto
  • Muslim
    Muslim
  • Didin
    Didin
    • Nurdiansyah
      Nurdiansyah
  • Cie Cie Cie Cie
    Cie Cie Cie Cie
    • Hasan Masdudi
      Hasan Masdudi
  • Nick
    Nick
    • YeHa
      YeHa
    • loroati
      loroati
  • Sil
    Sil
  • VanBoo
    VanBoo
  • Anton
    Anton
  • Jati Tirto
    Jati Tirto
    • Iwan
      Iwan
    • akal sehat
      akal sehat
  • Dss
    Dss
    • lbs
      lbs
    • Urang minang
      Urang minang
  • Polo
    Polo
  • akal sehat
    akal sehat
    • ar
      ar
  • Ahmad Musyakir
    Ahmad Musyakir
  • Cak rinem
    Cak rinem
  • Kausar azima
    Kausar azima
  • Pembaca
    Pembaca
  • Ayuwa
    Ayuwa
  • lbs
    lbs
    • wisdom
      wisdom
  • Yudha Prawira
    Yudha Prawira
  • theblogname
    theblogname
  • Dumbledor
    Dumbledor
  • Zaman
    Zaman
  • been muin
    been muin
  • luQi
    luQi
  • Jembret
    Jembret
  • Gerbang rejeki
    Gerbang rejeki
    • Yudha Prawira
      Yudha Prawira
  • Makki
    Makki
  • Bambang
    Bambang
  • Riansyah Harun
    Riansyah Harun
  • Fotopedia
    Fotopedia
  • RIFQI
    RIFQI
    • lbs
      lbs
    • Arif Mustafa
      Arif Mustafa
  • Teguh
    Teguh
  • Arfan
    Arfan
    • Radix
      Radix
    • yuwono
      yuwono
  • Lukman
    Lukman
  • Hengky Wey
    Hengky Wey
    • Zaman
      Zaman
  • Nuha
    Nuha
  • Ucup
    Ucup
  • Muhammad zuber
    Muhammad zuber
  • Ampyang
    Ampyang
  • Sudirman
    Sudirman
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Siti chul
    Siti chul
  • Lek git
    Lek git
  • Kei
    Kei
  • Eka
    Eka
  • langgeng
    langgeng
  • Arif
    Arif
  • Ahmad Karni
    Ahmad Karni
  • Raditya
    Raditya
  • Djoke
    Djoke
    • Arfan
      Arfan
  • Umar
    Umar
  • amy
    amy
  • Timo
    Timo
  • tetryanjuno
    tetryanjuno
    • Satria majapahit
      Satria majapahit
  • Coco
    Coco
  • Jono
    Jono
    • Hendra
      Hendra
  • pakwind
    pakwind
  • Jojo
    Jojo
    • lbs
      lbs
  • Munir
    Munir
  • Winarno
    Winarno
  • Putra
    Putra
  • Irfan
    Irfan
    • akal sehat
      akal sehat
  • Bajay
    Bajay
  • hendy
    hendy
  • wonokairun
    wonokairun
  • ahmad gazali
    ahmad gazali
  • Munawir Syadzali
    Munawir Syadzali
  • hartanto
    hartanto
    • lbs
      lbs
  • Hamzah
    Hamzah
  • Panggiring
    Panggiring
  • Rian
    Rian
  • Nunuy
    Nunuy
  • Mita
    Mita
    • Rian
      Rian
  • Mujiburohman A. Abas
    Mujiburohman A. Abas
  • edhi
    edhi
  • zaenul
    zaenul
    • lbs
      lbs
  • Sonny eko lutvianto
    Sonny eko lutvianto
  • Hariyanto
    Hariyanto
    • herry
      herry
    • Hariyanto
      Hariyanto
  • Cebong Bloon
    Cebong Bloon
  • Haris
    Haris
  • Katedrarajawen
    Katedrarajawen
  • lbs
    lbs
  • L
    L
  • Gianto Kwee
    Gianto Kwee
  • fajar
    fajar
  • Rchmat
    Rchmat
  • lbs
    lbs
  • raffi
    raffi
  • lbs
    lbs