Harapan Baja

Harapan Baja

Masihkah ada harapan untuk Krakatau Steel?
 
Tidak mudah.
 
Tapi masih ada anak usaha KS yang labanya besar: pelabuhannya masih bisa laba Rp 200 miliar setahun.
 
Pelabuhan itu memang istimewa. Yang terdalam di Indonesia. Kapal 200.000 ton bisa sandar. Lokasinya menghadap, Gunung Krakatau di Selat Sunda.
 
Dengan demikian bahan baku bisa masuk Cilegon dalam jumlah besar. Yang ongkosnya bisa menjadi lebih murah.
 
Masih ada lagi.
 
Usaha penjernihan airnya juga masih bisa laba Rp 100 miliar. Semua industri besar di Cilegon membeli air dari KS. Pun Pemkot Cilegon.
 
Pelabuhan itu, dan air bersih itu, bukan usaha pokok. Laba besar tersebut tertelan begitu saja oleh kerugian besar yang di usaha pokoknya.
 
Di usaha pokok, KS punya saham 30 persen di pabrik baja yang baru. Yang sangat besar: PT Krakatau Posco.
 
Itu merupakan perusahaan patungan antara KS dan pabrik baja Korea Selatan, Posco. Posco memegang 70 persen saham dan karena itu manajemen Krakatau Posco dipegang oleh Korea.
 
Karena masih baru PT Krakatau Posco masih rugi. Sangat besar. Bahkan sampai harus melakukan restrukturisasi utang.
 
Kerugian di Krakatau Posco itu pun 30 persennya menjadi kerugian Krakatau Steel. Itulah sebabnya KS yang rugi mendapat tambahan rugi.
 
Di KS juga masih ada dua pabrik baru lagi. Hasil joint venture dengan dua perusahaan Jepang. 
 
Di masing-masing perusahaan Krakatau Steel memegang saham 20 persen.
 
Dua perusahaan baru ini sebenarnya sudah berlaba. Cepat sekali. Tapi labanya masih kecil. Belum banyak bisa mengurangi kerugian KS yang besar.
 
Dua perusahaan patungan dengan Jepang ini setidaknya tidak menambah besar kerugian KS.
 
Kerjasama dengan Jepang ini pun membawa harapan baru: pasarnya terjamin. Produk bajanya 100 persen untuk memasok pabrik mobil Jepang yang ada di Indonesia.
 
Merintis patungan dengan Jepang ini awalnya tidak mudah. Keputusan menggandeng Jepang ini ditentang oleh banyak petinggi zaman itu. Dianggap bisa mengganggu pemodal Korea di Krakatau Posco.
 
Korban pun jatuh. Ada yang harus kehilangan jabatan.
 
Tapi saya yakin mengorbanan orang itu tidak sia-sia. 
 
Bayangkan kalau tidak ada dua pabrik Jepang itu. KS bisa lebih parah lagi. 
 
Mengapa saham di dua perusahaan Jepang itu hanya 20 persen? 
 
Pihak Jepang sebenarnya menawarkan 50 persen. Tapi Krakatau Steel tidak punya uang --untuk setor modal sampai 50 persen.
 
Tapi Jepang tetap menyediakan ruang sampai 50 persen itu. Suatu saat nanti, kalau KS sudah punya uang, ruang itu bisa diambil.
 
Bahkan Jepang setuju untuk diikat lebih jauh: dua pabrik baru itu harus menjual bajanya ke satu perusahaan milik bersama --yang saham mayoritasnya di pihak Indonesia.
 
Perusahaan itu bergerak di bidang pemasaran baja. Oleh perusahaan ini baja dari dua pabrik tersebut dijual untuk pasar Indonesia. Yakni pabrik-pabrik mobil Jepang di sini.
 
Harapannya: dua-tiga tahun lagi laba dua pabrik ini sudah membaik.
 
Masih ada harapan lain. Satu pabrik lagi akan selesai dibangun. Yang ini 100 persen milik KS.
 
Setahun lagi pabrik dengan mesin-mesin dari Jerman itu akan bisa operasi. Produknya untuk mendukung pembangunan infrastruktur di dalam negeri.
 
Maka dua-tiga-empat tahun lagi mestinya KS sangat sibuk. Empat pabrik baru sudah jalan semua. Masih ditambah fasilitas baru yang juga segera selesai dibangun: blast furnace.
 
Seperti juga pabrik baru yang lain, pabrik baru keempat ini pun ada dramanya. Ada korbannya.
 
Memang tidak mudah membangkitkan Krakatau Steel. Tapi empat pabrik baru tadi menjadi harapan. Diam-diam di tengah kesulitannya KS bisa punya lima pabrik baru.
 
Tapi mungkin juga itu belum cukup untuk mengatasi kelemahan mendasar di KS.
 
Kelemahan mendasar pertama adalah mahalnya energi. Padahal pabrik baja itu haus sekali energi.
 
Krakatau Steel sangat telat menyadari ini. Sadarnya mungkin tidak telat. Tapi action-nya tidak cepat. Termasuk action saya waktu itu. Sudah membangun empat pabrik baru pun KS masih kurang cepat.
 
Mestinya dibangun pula infrastruktur energinya. Agar tidak lagi tergantung gas alam. 
 
Naiknya harga gas bumi telah membuat KS tidak kompetitif! 
 
Apalagi, di Indonesia, harga gas dibuat sama untuk siapa saja. Tidak ada kebijakan yang mengistimewakan industri strategis. Atau industri dalam negeri.
 
Memang Krakatau Steel punya pembangkit listrik sendiri. Tapi bahan bakarnya juga gas!
 
Padahal sejak 15 tahun lalu sudah banyak industri lain memindahkan bahan bakar ke batubara.
 
Ada harapan di KS.
 
Ada tantangan di KS. 
 
Adakah juga ada ketenangan dan kesabaran.(Dahlan Iskan) 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 161

  • Bumn
    Bumn
    • Jaiko
      Jaiko
  • Awahyodi
    Awahyodi
    • tikno
      tikno
    • sri dewi
      sri dewi
  • tikno
    tikno
  • Jaka Wibawa
    Jaka Wibawa
  • Alfin
    Alfin
  • Denik
    Denik
  • nur rochemat
    nur rochemat
  • Nurkolis
    Nurkolis
  • So Mad
    So Mad
    • so bad
      so bad
  • Denik
    Denik
  • Ayuwa
    Ayuwa
    • Limbogi
      Limbogi
  • sri dewi
    sri dewi
    • sri dewi
      sri dewi
  • Latif faiz
    Latif faiz
  • msbi
    msbi
    • gggg
      gggg
  • Rofiq
    Rofiq
    • msbj
      msbj
  • iChal.Net
    iChal.Net
  • Gerbang rejeki
    Gerbang rejeki
  • petjoet
    petjoet
  • budi
    budi
    • TukangIntip
      TukangIntip
    • petjoet
      petjoet
    • Norman
      Norman
  • Djatmiko
    Djatmiko
  • Frank
    Frank
  • maspri.id
    maspri.id
  • Pm
    Pm
  • msbi
    msbi
  • ad3k
    ad3k
  • Pride for Indonesia
    Pride for Indonesia
    • Pride for Indonesia
      Pride for Indonesia
  • Fajar
    Fajar
    • Latif faiz
      Latif faiz
  • jamur
    jamur
  • Sontoloyo Cuih
    Sontoloyo Cuih
  • fans manufacturing hope
    fans manufacturing hope
  • Munir
    Munir
  • Pemburu lima
    Pemburu lima "i"
  • Juvenile Tjong
    Juvenile Tjong
  • Dermawan
    Dermawan
  • Deny
    Deny
  • heiruddin
    heiruddin
  • Aril
    Aril
  • andri
    andri
  • Mita
    Mita
  • Sugimoto
    Sugimoto
  • G.U.Yogi
    G.U.Yogi
    • sri dewi
      sri dewi
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Harry
    Harry
  • Hariyanto
    Hariyanto
    • syarief
      syarief
    • heiruddin
      heiruddin
    • Richard
      Richard
    • panggiring
      panggiring
  • Novia Mulyati
    Novia Mulyati
    • Mr. Xiongmao
      Mr. Xiongmao
    • Lek git
      Lek git
    • heiruddin
      heiruddin
    • Nazir
      Nazir
    • Dermawan
      Dermawan
    • mandorproyek
      mandorproyek
    • Pembaca juga
      Pembaca juga
  • pakwind
    pakwind
    • heiruddin
      heiruddin
  • januar ago
    januar ago
    • Felix
      Felix
    • bonek_wani
      bonek_wani
  • mulyadi
    mulyadi
    • Mulyadii
      Mulyadii
  • pras
    pras
  • Bakul Wesi
    Bakul Wesi
  • JK
    JK
    • Pisces123
      Pisces123
    • Pembaca Setia
      Pembaca Setia
  • Alib M
    Alib M
  • Otole
    Otole
  • Firdi
    Firdi
    • heiruddin
      heiruddin
    • Latif faiz
      Latif faiz
  • Fajar
    Fajar
  • Jaya
    Jaya
    • Yusuf Ridho
      Yusuf Ridho
  • Muis
    Muis
  • Ghoni
    Ghoni
    • Mr. Xiongmao
      Mr. Xiongmao
    • heiruddin
      heiruddin
  • bang doel
    bang doel
  • سا لم
    سا لم
  • Kakek Sugiono
    Kakek Sugiono
    • Bobby
      Bobby
  • Rully W
    Rully W
    • Heri suryo
      Heri suryo
    • Denik
      Denik
  • Hawe
    Hawe
  • Mr. Xiongmao
    Mr. Xiongmao
    • sri dewi
      sri dewi
  • Putra
    Putra
  • HaWe
    HaWe
  • Long Jae
    Long Jae
    • Kuryana
      Kuryana
    • Pembaca Setia
      Pembaca Setia
  • Yusuf Ridho
    Yusuf Ridho
    • asl1
      asl1
    • Mikhailo
      Mikhailo
  • Amins
    Amins
  • Safei
    Safei
    • Trijono
      Trijono
  • Jessica
    Jessica
    • jessini
      jessini
  • cebong muttan
    cebong muttan
    • Huahu
      Huahu
  • Risken
    Risken
  • Paul Ivan
    Paul Ivan
    • Sugid
      Sugid
    • Sefty
      Sefty
    • Pembaca Setia
      Pembaca Setia
  • Najih
    Najih
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
  • Alfido
    Alfido
  • Denik
    Denik
    • Denok
      Denok
  • Mr. Xiongmao
    Mr. Xiongmao
    • timmy
      timmy
  • edhi
    edhi