UAS dan Pergeseran Konservatif Islam di Indonesia dari Kacamata Barry Desker

UAS dan Pergeseran Konservatif Islam di Indonesia dari Kacamata Barry Desker

Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura K. Shanmugam dalam jumpa persnya. -Tangkapan Layar/Youtube/CNA -Disway.id

Madrasah memberikan beasiswa ke Arab Saudi dan menyambut para penceramah yang mengadvokasi doktrin Wahhabi. Sebaliknya, pesantren NU (pondok pesantren) mengandalkan dukungan masyarakat dan tidak memiliki sumbangan keuangan dari masjid-masjid yang berafiliasi dengan Saudi.

Dampak Timur Tengah terlihat melalui penekanan para da'i binaan Saudi pada interpretasi literal Alquran, penggunaan busana muslim khas yang dipengaruhi gaya busana Arab dan kritik terhadap interaksi dengan penganut tradisi agama lain di Indonesia.

Tantangan Indonesia

Tren di Timur Tengah mempengaruhi identitas Muslim di Indonesia. Akomodasi khas yang telah dibuat Islam dari generasi ke generasi dengan tradisi agama lain sedang dipertanyakan oleh generasi muda Muslim yang langsung menyadari tren di bagian lain dunia Islam dan yang berkomunikasi satu sama lain.

Dampak dari penilaian ulang ini paling terlihat di daerah perkotaan, universitas dan perguruan tinggi, dan di daerah yang didominasi santri seperti Jawa Barat, Sumatera dan Sulawesi.

Pada saat yang sama, ketersediaan media sosial juga membuat kaum muda Indonesia memiliki akses ke perspektif Barat yang liberal dan memperkuat tren sekularisasi di lingkungan perkotaan. Benturan perspektif ini paling jelas terlihat di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

“Sementara Islam politik yang dipengaruhi oleh Timur Tengah menarik perhatian, ada tekanan tandingan yang menunjukkan bahwa pendekatan toleran historis Indonesia terhadap agama akan dipertahankan,” pungkas Barry Desker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the straits times