Lewat November

Lewat November

KELIHATANNYA November akan berlalu tanpa vaksin Covid-19. Barangnya belum datang.

Tentu vaksinasi juga belum bisa dimulai kalau belum ada lampu hijau dari BPOM –yang berwenang menguji keamanan makanan dan obat-obatan.

Desember pun kelihatannya belum bisa. Uji coba tahap tiga vaksin Sinovac di Bandung itu memang sudah selesai. Tapi perlu pengamatan tiga bulan atas 1.600 orang yang dijadikan uji coba itu.

Berarti paling cepat, menurut hitungan saya, baru bisa dimulai akhir Januari 2021.

Dan lagi barangnya juga belum tiba di Indonesia kan? Belum ada keterangan mengapa belum tiba. Mungkin karena batas November kan masih 10 hari. Belum waktunya kita bilang ''katanya November sudah masuk ke Indonesia''. Belum lagi kalau masih ada masalah teknis atau administratif. Ini urusan besar dan rumit. Tidak semudah kalau mendatangkan gadis pijat dari sana.

Pun siapa tahu tawar menawar harganya masih harus dilanjutkan. Atau jangan-jangan pembayarannya belum lunas –misalnya karena masih cari pinjaman.

Buka saja seluas-luasnya apa yang terjadi. Biar harapan besar pada vaksinasi ini terus terpelihara. Pemerintah sudah dinilai sangat cepat mengambil langkah vaksinasi ini –biarlah penilaian itu tetap positif.

Yang jelas BPOM sudah menyatakan: secara kualitas, vaksin Sinovac itu tidak ada masalah lagi. Delegasi BPOM juga sudah ke Tiongkok –melihat proses pembuatannya di sana.

Mestinya vaksin itu bisa masuk ke Indonesia sambil menunggu lampu hijau dari BPOM. Agar banyak pekerjaan persiapan bisa dilakukan di dalam negeri.

Kecuali, yang seperti itu tidak boleh.

Ketika masuk ke Indonesia nanti wujud vaksin itu adalah bulk –masih seperti ''tepung'' dalam jumlah besar. Di  Bandunglah, di grup BUMN Biofarma, ''tepung'' itu dimasukkan ke botol-botol kecil. Lalu dimasukkan bungkus  boks kecil. Semoga bungkusnya itu buatan Indonesia. Pakai karton Indonesia. Dicetak di percetakan Indonesia. Pun semoga jarum suntiknya buatan Indonesia. Semoga pula botolnya.

Berarti memang ada proses pekerjaan besar di Indonesia: bayangkan jumlah yang dibotolkan itu bisa mencapai 350 juta botol. Ini bisnis skala gajah bengkak. Pun tidak akan tersentuh KPK maupun kejaksaan agung karena bisa berlindung di UU baru.

Begitu banyak jumlah yang harus diproduksi. Itu karena vaksinasi ini harus dilakukan dua kali –suntikan kedua dilakukan sebulan setelah yang pertama.

Jadi, ada botol untuk vaksinasi pertama –yang tugasnya memunculkan imun. Lalu ada botol kedua –yang tugasnya mem-booster imun itu.

Di seluruh dunia, vaksinasi Covid-19 memang menghadapi dua problem besar itu: masalah teknis distribusi dan masalah politik antivaksinasi.

Mundurnya jadwal vaksinasi ke bulan Januari atau Februari berarti mundur pula harapan pemulihan ekonomi. Istilah ''mundur'' itu dari saya. Di mata pemerintah mungkin tidak bisa disebut mundur. Saya tidak tahu target waktu yang ditetapkan pemerintah. Anda tahu?

BPOM menyebut, pengamatan terhadap 1.600 orang relawan uji coba itu diperlukan untuk melihat apakah ada efek samping. Juga apakah vaksin ini benar-benar efektif.

Untuk melihat efek samping tentu mudah: apakah ada keluhan yang dialami 1.600 orang itu. Sejauh ini disebutkan ''tidak ada''.

Sedang untuk melihat efektif atau tidak bisa dilihat di lab: apakah anti-Covidnya sudah muncul. Kalau sudah muncul, apakah jumlahnya cukup untuk melawan masuknya virus selama 1 tahun.

Pengamatan itulah yang memerlukan waktu. Ada pengamatan tiga bulan. Ada pengamatan 6 bulan.

Kalau BPOM mengatakan cukup tiga bulan berarti izin penggunaan secara darurat bisa dikeluarkan pada bulan Januari. Kalau harus 6 bulan berarti April.

Prosedur ini tidak bisa dicarikan jalan pintas. Ini menyangkut keselamatan manusia –meski kecepatan proses itu juga untuk keselamatan manusia.

''Hukum besi'' BPOM seperti itulah yang membuat obat temuan Universitas Airlangga tidak bisa segera diedarkan. Padahal ada Angkatan Darat dan Badan Intelijen Negara (BIN) di baliknya.

BPOM bisa ''dipecat'' oleh WHO kalau sampai tunduk pada tekanan apa pun.

Dulu, melihat gegap gempitanya keterangan pemerintah, saya kira akhir November vaksinasi sudah bisa dimulai.

Kadang terlalu optimistis itu juga kurang baik: bisa kecewa. Dan itu salah sendiri.

Dulu saya juga berpikir tidak ada pilihan lain. Ternyata Minggu ini beredar dua berita penting: vaksin dari Amerika dan dari Inggris sudah terbukti punya efektivitas sampai 95 persen. Anda tentu sudah membaca itu: Pfizer dan Astra itu.

Bahkan berita itu bisa bikin lebih lega orang tua seperti saya: efektif untuk orang berumur pun di atas 70 tahun.

Selama ini orang tua –yang justru lebih rentan Covid– harus menerima dengan lapang dada atas ketuaannya: vaksin Sinovac itu hanya untuk yang berumur 18-59 tahun.

Kini orang tua pun bisa berharap lebih tua lagi lewat vaksin Eropa dan Amerika itu.

Hidup orang tua! (Dahlan Iskan)

Pasutri ini punya totalitas luar biasa dalam menekuni bisnis yang digelutinya. Bahkan sampai kuliah di Amerika Serikat untuk menempuh jurusan "aneh" bagi kebanyakan orang Indonesia. Simak kisahnya di Energi Disway Podcast episode 24

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 130

  • Tarjo
    Tarjo
  • Tukiyem
    Tukiyem
  • NightWalker
    NightWalker
  • Abdul
    Abdul
  • Zee2
    Zee2
  • Suar sair
    Suar sair
  • Mr. LIM
    Mr. LIM
    • Rakyat jelata
      Rakyat jelata
    • Santosa
      Santosa
    • Be heppy
      Be heppy
    • Be heppy
      Be heppy
  • Hehe
    Hehe
    • Rossie
      Rossie
  • Fanfan
    Fanfan
    • Otole
      Otole
  • Iza Tempias
    Iza Tempias
  • Gubernur EfPeIi
    Gubernur EfPeIi
  • Kekasihmu
    Kekasihmu
  • Kangantivirus
    Kangantivirus
    • Virus Sakit
      Virus Sakit
  • TOTOK
    TOTOK
  • Denik
    Denik
  • Mahmud
    Mahmud
  • Zaki m
    Zaki m
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Rahmat b.
    Rahmat b.
  • SOBARI HASAN
    SOBARI HASAN
  • I WAN
    I WAN
  • Man Yono.
    Man Yono.
  • Syaiful Anam
    Syaiful Anam
  • Nurkolis
    Nurkolis
    • Cumatanya
      Cumatanya
    • hamham
      hamham
  • Jokowi Mania
    Jokowi Mania
    • Efektif 30%
      Efektif 30%
    • Lia
      Lia
  • Mohd. Soeharto
    Mohd. Soeharto
  • Frans
    Frans
    • Frans
      Frans
  • Menggelindjang
    Menggelindjang
    • Efektif 40%
      Efektif 40%
    • Tuyul Online
      Tuyul Online
    • Adi
      Adi
  • Rustam
    Rustam
    • Nurkolis
      Nurkolis
    • Syaiful Anam
      Syaiful Anam
  • ESEMKA
    ESEMKA
  • Miftahul
    Miftahul
    • everything gonna be... ya udahlah
      everything gonna be... ya udahlah
    • Adi
      Adi
  • Fauzan
    Fauzan
  • Denik
    Denik
  • Fajar
    Fajar
  • Paul Ivan
    Paul Ivan
    • Penjilat
      Penjilat
  • Segerboy
    Segerboy
  • cleo
    cleo
  • Quote Of Dis Day by 0x
    Quote Of Dis Day by 0x
  • Hehe
    Hehe
  • BukanKau
    BukanKau
  • Wistala
    Wistala
  • Cumakomen
    Cumakomen
  • Dwiyana
    Dwiyana
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Jumadi
    Jumadi
  • salahNgerti
    salahNgerti
  • Epoh
    Epoh
  • Mikhailo
    Mikhailo
  • Moertopo
    Moertopo
  • AMBYAR
    AMBYAR
  • Tuminem
    Tuminem
  • Pengunjung tetap
    Pengunjung tetap
  • Cak Doel
    Cak Doel
  • Yusuf
    Yusuf
  • Ahsudahlah
    Ahsudahlah
  • Arema
    Arema
    • Jajan coklat
      Jajan coklat
    • Wali Paidi
      Wali Paidi
  • Septu
    Septu
  • TrumpBiden
    TrumpBiden
  • Brodin
    Brodin
  • Si Jin Ping
    Si Jin Ping
    • Adhi
      Adhi
    • Otole
      Otole
  • Tesla $25.000
    Tesla $25.000
    • Fahmi
      Fahmi
  • Gigafactory Java
    Gigafactory Java
    • Fahmi
      Fahmi
  • Tesla
    Tesla
    • test
      test
    • Teddy 98
      Teddy 98