Tolak Bayar Pakai Rubel, Rusia Hari Ini Resmi Putus Ekspor Gas ke Jerman, Krisis Energi Hantui Eropa
Seorang pekerja dari Perusahaan gas Rusia, Gazprom tengah melakukan pemutusan saluran gas sejalan dengan mengumumkan penghentian ekspor gas Rusia ke Jerman, hari ini, Rabu 1 Juli 2022.-Parstoday-Disway.id
MOSKOW, DISWAY.ID - Perusahaan gas Rusia, Gazprom mengumumkan penghentian ekspor gas negara itu ke Jerman, sebelumnya ke Denmark dan sejumlah negara eropa lainnya. Krisis energi pun sebentar lagi terjadi.
Dilansir Disway.id dari Russia Today, Rabu 1 Juni 2022 melaporkan, penghentian ekspor gas Rusia, disebabkan penolakan perusahaan-perusahaan energi Denmark, dan perusahaan energi Shell, Jerman, untuk membayar biaya gas dengan mata uang rubel.
Gazprom mengumumkan, pasokan gas ke perusahaan energi Shell, Jerman, diputus karena perusahaan ini menolak membayar biaya ekspor gas Rusia dengan mata uang rubel.
BACA JUGA:Rusia Pamer Nuklir, Jendral Jerman: Ukraina Bisa Rata dengan Tanah
Menurut Gazprom, kontrak perusahaan ini dengan Shell Energy Europe untuk memasok gas ke Jerman, mencapai 1,2 miliar meter kubik gas dalam setahun.
Russia Today menjelaskan, perusahaan Shell Energy Europe hanya menggunakan 2,6 persen dari 95 miliar meter kubik gas alam yang dikonsumsi oleh Jerman, dalam setahun.
Di sisi lain, sebagian besar perusahaan Jerman pembeli gas Rusia seperti Uniper dan RWE sudah sepakat untuk membayar biaya impor gas Rusia dengan mata uang rubel.
Sebelumnya Rusia sudah memutus pasokan gasnya ke Bulgaria, Polandia, Finlandia, dan Belanda, karena negara-negara itu menolak membayar biaya impor gas dengan rubel.
BACA JUGA:Pasokan Senjata Amerika Ternyata untuk Teroris? Ini Penjelasan De Bolle dan Jabbar al-Ma'mouri
Media Prancis, Le Monde Diplomatique dalam sebuah artikel terbarunya menilai Uni Eropa gagal menemukan alternatif sumber energi selain Rusia bagi negara-negara anggotanya di tengah gencarnya sanksi terhadap Moskow.
Setelah Rusia melancarkan operasi militer ke Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya, terutama di Eropa memberlakukan sanksi ekstensif terhadap Rusia dan menuntut pengurangan ketergantungan pada gas Moskow.
Kremlin membalas dengan mendesak negara-negara yang tidak bersahabat untuk membayar impor gas dari Rusia dalam mata uang rubel.
Di bawah mekanisme pembayaran baru Rusia, pembeli gas dari negara-negara yang tidak bersahabat harus membuka rekening bank di Gazprom Bank dalam mata uang rubel.
BACA JUGA:Ukraina Akhirnya Terima Peralatan Perang dari Amerika dan Sekutunya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: russia today