VakNus Positif

VakNus Positif

KAMI menghentikan olahraga senam dansa. Salah satu pelatih kami positif. Ia juga relawan Vaksin Nusantara: Ali Murtadlo, 56 tahun.

Ali tidak merasakan gejala apa pun. Tidak panas (36,7), tidak batuk, tidak mual, tidak sering ke belakang, tidak kehilangan rasa.

Tapi Ali positif Covid-19. Dengan CT 19.66.

"Kalau tidak rasa apa-apa mengapa tes Covid?"

"Istri saya melihat wajah saya mbrabak (kemerahan)," ujar Ali. "Lalu diminta tes".

Sang istri, seorang guru besar ekonomi, baru saja negatif dari Covid-19. Dua minggu lalu.

Ali tidak mau tes. Ia memilih becermin. "Rasanya wajah saya sama saja," katanya.

Di hari ketiga sang istri tetap mengatakan wajahnya mbrabak. Ali becermin lagi: tidak ada perubahan apa-apa. Juga tidak ada rasa apa-apa.

Tanpa izin sang ayah, anak Ali mendaftarkan sang ayah ke tempat tes. Kemarin pagi. Ali tidak berkutik. Berangkat. Positif.

"Bagaimana istri tahu perubahan wajah Anda yang begitu samar?"

"Istri saya sensitif sekali. Sering mengingatkan kalau wajah saya mbrabak," jawabnya.

"Berarti sudah sering mbrabak?"

"Sering. Setiap kali makan gorengan wajah saya mbrabak," katanya.

Itulah. Tiga hari lalu Ali melihat ada nasi goreng di meja makan. "Saya ini anti mubazir. Ya saya makan saja," katanya.

Sang istri kaget nasi goreng itu sudah habis. Juga menyesal. Mengapa menaruh nasi goreng di situ. Sebenarnya sang istri sendirilah yang akan makan nasi goreng itu. Ia tahu sang suami tidak akan mau. Tapi dia lihat nasi goreng itu terlalu berminyak. Dia tidak jadi makan. Dia tinggalkan di meja.

"Tapi nasi goreng kan tidak bisa menularkan virus. Dari mana kira-kira virus itu menular?"

"Mungkin di rumah ini. Atau di jalan," jawabnya.

Ali, Sabtu lalu mengantarkan dua orang pulang ke Pacitan. Itu asisten di rumahnya. Naik mobil. Ia sendiri yang mengemudikan. Sejauh enam jam. Pukul 02.00 dini hari baru tiba di Pacitan –kampung halamannya. Tidur sebentar. Bangun, salat subuh. Tidur lagi sebentar. Pukul 08.00 sudah mengemudikan mobil lagi balik ke Surabaya. Enam jam lagi.

"Saya salah. Saya terlalu pede. Kan saya merasa badan saya segar saja. Rupanya tidak cukup istirahat di Pacitan," katanya.

Orang yang ia antarkan ke Pacitan itu, setelah dites, ternyata positif. Saya masih mengusahakan agar Ali dites lebih lanjut: virus jenis apa yang menular padanya. Saya masih bertanya-tanya apakah bisa dilakukan di Surabaya.

Ali adalah salah satu pelatih senam kami. Kami punya banyak sekali pelatih. Peserta yang sudah pintar digilir naik panggung. Grup pelatih inti tinggal tampil seminggu sekali. Saya sendiri sudah pensiun dari pelatih. Jadi pelatih cadangan saja. Gerakan saya sudah tidak hot seperti dulu lagi.

Saya segera menginformasikan positifnya Ali itu ke dokter Terawan Putranto. Dulu pun, begitu. Ketika mendengar ada yang sudah VakNus masih bisa positif saya juga informasikan ke inisiator VakNus itu.

Berarti Ali Murtadlo ini kasus kedua. Ia positif meski tidak merasa apa-apa. Ia tidak merasa apa-apa tapi positif.

Untung ia makan nasi goreng. Kalau wajahnya tidak mbrabak ia tidak akan melakukan PCR.

"Memang saat ini penularan begitu tinggi," ujar dokter Terawan. Ia minta agar Ali jaga imun, istirahat, isolasi mandiri.

Data Worldometer Selasa pagi lalu memang mengagetkan. Indonesia sudah menjadi juara dunia Covid-19: 29.745 orang. Kemarin sore jadi 31.000. India sudah terkendali, tinggal 26.612 orang.

Menko Luhut Binsar Panjaitan sendiri mengungkapkan data jelas sekali: 90 persen yang melanda Jakarta belakangan ini adalah varian D. Keterangan Luhut itu tersiar luas di semua media kemarin sore.

Apakah yang menular ke Ali Murtadlo juga varian Delta? "Hampir pasti itu virus baru. Kan sudah divaksin VakNus. Mungkin varian Delta," ujar Prof Dr Nidom dari Laboratorium PNF Surabaya.

"Biar pun sudah divaksin, vaksin apa pun, masih bisa terkena virus varian baru. Termasuk VakNus," kata Prof Nidom.

Bedanya, kalau diizinkan, VakNus bisa menyesuaikan diri dengan cepat. "Dalam tiga minggu VakNus sudah bisa membuat vaksin untuk anti varian baru," ujar Prof Nidom, ahli virus dari Universitas Airlangga itu.

Sedang vaksin lain, untuk menyesuaikan diri, perlu waktu lama. Bisa satu tahun. "Praktis harus melakukan berbagai uji coba sejak dari awal lagi," katanya. "Sedang untuk VakNus tinggal mengubah antigennya. Tentu kita harus lebih dulu mendapatkan contoh virus varian barunya," ujar Prof Nidom.

Kenapa semua ini bisa terjadi? Yang sudah divaksin bisa tertular varian baru? Itu karena vaksin yang disuntikkan belum mencakup varian baru. Berarti ada yang salah di keterangan awal: bahwa VakNus sudah mencakup varian baru.

"Itulah risiko vaksinasi dilakukan terlalu awal. Ketika virus belum stabil. Masih berubah-ubah," ujar Nidom.

Kini varian Delta sudah begitu meluas. Vaksinnya belum ada. Masih akan lama. Yang siap membendungnya, yang dalam waktu paling singkat, adalah VakNus. Itu kalau penjelasan Prof Nidom bisa kita pegang.

Kemarin petang, saya minta Ali melakukan cek suhu badan lagi. Jam 17.30. Juga saturasi oksigennya.

Hasilnya: suhu badan 36,0 derajat dan saturasi oksigennya 99. Ia juga merasa seperti orang sehat sekali.(Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 184

  • Tri yuliarsih
    Tri yuliarsih
  • Cak Nur
    Cak Nur
  • Tukang Taman
    Tukang Taman
  • Pemburu Kadal
    Pemburu Kadal
    • delta variant
      delta variant
  • Sains
    Sains
  • Anak Nagari
    Anak Nagari
    • Buwi
      Buwi
  • Bhabhu Al Jandawi
    Bhabhu Al Jandawi
    • Irwan
      Irwan
  • Ambil Positifnya Saja Lah
    Ambil Positifnya Saja Lah
    • Batik Trust Me Pancen Oye
      Batik Trust Me Pancen Oye
    • donwori
      donwori
    • Bj
      Bj
    • Orang sehat
      Orang sehat
  • Liam
    Liam
    • Anak Alay
      Anak Alay
    • Cokro
      Cokro
  • Liam
    Liam
    • Liam
      Liam
  • Azhar Gautama
    Azhar Gautama
    • Liam
      Liam
    • p gundul
      p gundul
  • Anak Nagari
    Anak Nagari
    • Komen
      Komen
  • Sontoloyo
    Sontoloyo
    • Lia
      Lia
    • Anak Nagari
      Anak Nagari
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Deni
    Deni
  • OrangAwammsh Nganggur
    OrangAwammsh Nganggur
    • Anak Nagari
      Anak Nagari
  • Hanny Surya Lasmana
    Hanny Surya Lasmana
    • Eva Kwaci
      Eva Kwaci
  • Tukiyem
    Tukiyem
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • donwori
      donwori
  • Whatever
    Whatever
    • Whatever
      Whatever
    • Macca Madinah
      Macca Madinah
    • Anak Nagari
      Anak Nagari
  • Toy
    Toy
    • Lia
      Lia
  • Aron
    Aron
  • Imaji
    Imaji
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • KABINET GAGAL KOK DIBELA
      KABINET GAGAL KOK DIBELA
    • DI Idolaku
      DI Idolaku
    • Denik
      Denik
    • Tukiyem
      Tukiyem
  • Musafir
    Musafir
  • kelik
    kelik
    • minji
      minji
  • Musafir
    Musafir
    • Ningsih
      Ningsih
  • Denik
    Denik
  • Musafir
    Musafir
  • kingoflipservice
    kingoflipservice
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • donwori
      donwori
  • Adi
    Adi
  • adi
    adi
    • Zafron
      Zafron
    • Denik
      Denik
  • Paul Ivan
    Paul Ivan
    • ikam waluh
      ikam waluh
    • Gacor
      Gacor
    • F
      F
  • Hermawan Bagus P
    Hermawan Bagus P
  • Eva Kwaci
    Eva Kwaci
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • donwori
      donwori
  • yusran
    yusran
  • Yusuf Sutejo
    Yusuf Sutejo
  • putra
    putra
  • Rahma
    Rahma
    • Drunpret
      Drunpret
  • Yus
    Yus
  • Andi
    Andi
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
  • Agung
    Agung
  • Tetangga Terawan
    Tetangga Terawan
  • Benady
    Benady
    • Bagong
      Bagong
    • donwori
      donwori
  • Fansberat
    Fansberat
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
  • Bung Hari
    Bung Hari
  • Komen
    Komen
    • Komen
      Komen
    • Komen
      Komen
  •  Arif
    Arif
  • Terawan
    Terawan
  • Win
    Win
  • Gosokdgtangan
    Gosokdgtangan
    • Jjjk
      Jjjk
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • F
    F
  • Dwiyana
    Dwiyana
    • Oncor
      Oncor
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Mbah Sangkil
      Mbah Sangkil